Benny K Harman sebagai Wakil Ketua Partai Demokrat, Dia mengungkapkan kenapa alasan partainya akhirnya saat ini memutuskan turun medukung pasangan. Prabowo Subianto Dan Gibran Rakabuming di Pemilihan Presiden 2024. Ungkapan Benny itu untuk merespons pertanyaan pagiat para media sosial Nicho Silalahi. Yang saat ini bingung dan heran kenapa Demokrat malah turun mendukung politik dinasti dalam Pemilihan Presiden 2024. Benny menjawabnya dengan nantinya perumpamaan ketika Prabowo Subianto dan Koalisi Indonesia Maju. Sebagai salah satu jalan yang menyambut hangat partainya dibandingkan dua jalan lainya.
“Seumpamaan tiga buah rumah dan kami diminta untuk memilih. Nantinya ketika kita tidak memilih, nantinya kita akan mati kedinginan,” Ucap Benny diunggahan sosial media di Twiiter. Dan Benny melanjutkan perumpamaanya. Menurutnya rumah pertaman letaknya disebelah kanan, rumah kedua sebelah kiri dan rumah ketika sebelaj tengah. Rumah pertama, terututup rapat-rapat dan tidak ada balesan walaupun sudah diketuk beberapa kali. ” Yang mana pemilik rumah sudah memberikan pesan kepada penjaga rumah, jika ada tamu yang datang ke tempatnya, jangan menerima temu selain tamu yang telah di bolehkan pemilik rumah,” Ucap Benny.
Kemudian rumah ketiga yang terletak paling sebelah tengah terbuka untik Demokrat. Namun, partainya menurutnya disuruh untuk mengikuti aturan yang telah dibuatkan oleh pemilik rumah sebelumnya. Apapun segala keputusan menurutnya dan tidak ada obrolan, tidak ada komunikasi melainkan dominasi. “Causa Finita, Roma Locuta. Itulah hukum yang berlaku di sana,” Ucap dia. Ia Selanjutnya mengatakan satu jalan atau satu satunya pintu yang terbuka adalah pintu rumah yang berada di sebelah tengah. Yang mana pemilik rumah tidak sama sekali tidak mendikte Demokrat dan menyambut dengan hangat partainya. “Dimana pemilik rumah mangajak kami untuk duduk satu meja, membuat aturan dan kesempatan bersama yang akan berlaku dalam rumah, dan juga harus sekali dipatuhi oleh semua penghuni yang ada dirumah. Bukan saja untuk penguhuni rumah supaya bahagia namun untuk rakyat bahagia, tertawa riang dan bersama bahagia.
Truf Jokowi Dukung Prabowo-Gibran: Jangan-jangan PDIP Tersandera
Sekertaris Jendaral PDIP Hasto Kristyanto di Partai Demokrat yang mana mengklaim menerima pengakuan sejumlah ketua umum. Partai politik perihal kartu truf yang di pegang oleh Pak Presiden Joko Widodo. Kamhar lakumani Deputi Bappilu Partai Demokrat membantah anggapan yang mana meneyebutkan kepada para parpol pendukung. Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming takut nantinya bakal bergantung kepada Jokowi, menurut dia. Dimana Demokrat menentukan arah Pemilihan Presiden nanti 2024 secara otonom. “Ini pertanyaan yang tidak akurat dengan pakta.
Yang mana Demokrat belum pernah sekali pun tidak otonom. Apalagi dengan tersandranya dalam penentuan capres dan cawapres,” Ucap kamhar ketika dihubungi. “Apa jangan-jangan partainya Bung Harto yang tersandra saat ini,’ Ucapnya. Dan Kamhar pun mengatakan bahwa Demokrat mampu menerima Gibran sebagai pasanganya Prabowo Subianto didalam kontestasi politik di tahun depan. Tetapi keputusan tersebut merupakan kehendak Prabowo. Yang mana cocok apa engganya untuk menjadi pasangan cawapres. Menurutnya, semenjak Demokrat memutuskan bergabung dengan Koalisi Indoensia Maju. Yang mana pihaknya memutuskan mengajukan kader mereka menjadi calon Prabowo Subianto.
“Demokrat patuh atas, menenjak semula ketika saat mengungsung Pak Prabowo Subianto,” Ucap dia. Sebelumnya, Hasto menerima pengakuan para ketua umum yang mana di balik pencalonan Gibran. Hasto mengklaim mereka yang tersandera ‘kartu’ yang mana di pegang pak Jokowi lewat pencalonan itu. ” Saya sendiri bakal menerima pengakuan dari beberapa ketua umum partai politik yang merasa kartu trupnya di pegang pak Jokowi,” Ada juga yang mengatakan life time saya hanya harian, kemudian adalagi yang mengatakan kerasnya tekanan kekuasaan,” Ucap Hasto. Yang mana juru biacara muda DPP Partai Demokrat Diska Putri. Dimana dia mengatakan pernyataanya Hasto tersebut yang lebih sulit di buktikan dan dicari dasarnya.
PDIP: Kami Beri Privilege Besar ke Jokowi, Tapi Kami Ditinggalkan
Hasto kristiyanto sebagai Jendral PDIP mengatakan partainya telah memberikan keistimewaan. Yang begitu besar kepada Presiden Joko Widodo, tetapi malah di tinggalkan, Hasto mengatakan PDIP saat ini dalam keadaan sediah. ” Yang mana ketika DPP partai bertemu dengan jajaran anak ranting sebagai struktur Partai paling bawah. Banyak sekali yang tidak percaya dengan keadaan saat ini. Kami begitu sangat mencintai dan juga memberikan privilege yang sangat bergitu besar khusus nya kepada Presiden Jokowi dan keluarga. Tetapi kami malah ditinggalkan karena masih ada permintaan lain yang berpotensi melanggar pranata kebaiakan dan konstitusi.” Ucap hasto melalui keterangan.
“Pada awalnya kami hanya berdoa supaya hal ini tidak akan terjadi. Namun ternyata ini malah benar-benar terjadi,” Ucapnya. Hasto menyinggung kerja keras sempatisan kepada anggota kader dan patai dalam lima Pilkada. Dan dua Pilpres 2024 terakhir, menurut dia hal yang telah terjadi yang mana merupakan bentuk rasa sayang kepada Jokowi. “Tetapi, apa yang disampaikan oleh Butet Kartaredjasa, Goenawan Muhammad, Eep Syaifullah, Airlangga. Hamid Awaludin dan lainnya beserta para seluruh para ahli hukum tet negara.
Tokoh pro demokrasi dan gerakan civil society, yang mana akhirnya kami berani mengungkapkan perasan kami,” ucap Hasto. Hasto menambahkan apa yang terjadi saat ini. Yang mana saat ini putra sulung pak Jokowi yaitu Gibran Rakabuming Raka. Menjadi salah satu calon wakil presiden sebagai pendamping Prabowo Subianto.
Di kubu lawan merupakan pembangkangaan politik terhadap kontitusi. Indonesia negeri spiritual yang mana di lihat disini moralitas. Nilai kebenaran, kesetian sangat di depankan. Apa yang terjadi nantinya dengan seluruh mata rantai pecalonan Mas Gibran dan ini sebenarnya adalah merupakan political disobedience terhadap kontitusi dan rakyat Indoneosia.
Baca Juga : Gerindra Solo Usulkan Gibran Jadi Cawapres Prabowo
Isu Tiga Periode Jokowi Mencuat, Bahlil Akui Sebagai Kesalahannya
Kembali lagi isu ketiga yang saat ini mencuat putra sulung Presiden Joko Widodo. Gibran yang maju sebagai calom wakil presiden dari Prabowo Subianto. Jokowi disebut-sebut sempat meminta izin kepada Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Untuk kembali manjabat sebagai calon presiden 2024 yang akan mendatang. Tetapi, hal tersebut malah di bantah oleh Dewan Pembina Relawan Penerus Negeri. Yang saat ini juga menjabat sebagai Menteri Investasi, Bahlil Lahadalia.
Ucap dia. Isu ketiga periode atau juga penundaan Pemilihan Umum 2024 Murni karena kesalahan sendiri. “Adanya media bicara tentang tiga periode, yang mana katanya itu atas perintah dari seseorang. Dan saya sampaikan ya, yang ngomong tentang isu penundaan pemilu itu namanya Bahlil Lahadalia,” Ucapnya. Menurut dia jika ada pihak yang harus di salahkan soal masalah isu penundaan pemilihan umum adalah dirinya sendiri. Yang mana bukan siapapun atau pihak mana pun, Bukan hanya itu, Bahlil juga menyebut bahwa ide tersebut terjadi bukan ide dari siapa pun. Hal yang sebenarnya terjadi adalah salah satu ide tiga periode yang berawal dari ide penundaan pemilu 2024 nanti.
Dan itu hanya untuk menanggapi hasil survei, yaitu milik Burhanudin Muhtadi saat pandemi Covid-19. “Saya tidak pernah diprintah oleh siapapun,”ucap dia. Menurut dia, ide tersebut memang nantinya akan berdampak buruk sebaiknya tidak diikuti atau dikembangkan lebih jauh. Sebaliknya juga, apabila kita di anggap baik dia pun mempersilahkan untuk di kembangkan lebih jauh. Sekjen PDIP Hasto Krisyanto sempat menyinggung bahwa isu ke ketiga periode merupakan permintaan ‘Pak Lurah’. Tetapi hasto tidak menjabarkan siapa orang yang di sebutkan olehnya.