Bacawapres, Ganjar Pranowo dirinya tidak meresa pidato Presiden Jokowi pada acara puncak HUT Partai Golkar ke-59 tahun, Senin (6/11) malam, ditujukan kepada dirinya maupun Partai PDIP. Dalam pidato tersebut, Jokowi menyinggung sejumlah isu terkini. Menurut Jokowi, dinamika politik teranyar sekarang ini terlalu banyak drama seperti layaknya sebuh sinetron. “Tidak,” ucap Ganjar dengan singkat saat waktu ditanya awak media apakah dirinya merasa bila pidato itu ditujukan ke dirinya dan PDIP, usai acara CSIS Jakarta Pusat, Selasa (7/11).
Mantan Gubernur Jawa Tengah dan Bacawapres itu mengaku setuju dengan sebagian besar lain dari isi pidato Jokowi tersebut. Termasuk mengenai soal adu gagasan dari ketiga kubu capres-cawapres yang nantinya akan bertanding. Menurut dirinya, amanat Jokowi selanjutnya hanya tinggal diterima oleh masing-masing dari kubu capres-cawapres. Dia menilai sudah tidak semestinya menggunakan cara-cara yang tidak fair tidak lagi dipakai. “Tinggal semua punya sikap yang sama, punya lapangan yang juga fair, sehingga gagasan-gagasan tersebut dapat disampaikan dan kita harus jujur,” ucap Ganjar.
Sementara itu, kubu bakal capres dari Koalisi Perubahan Anies Baswedan mengaku biasa-biasa soal pernyataan Jokowi yang menilai jelang Pemilu 2024 terlalu banyak drama seperti drakor dan sinetron. “Enggak ada tanggapan. Kita biasa-biasa saja,” ucap Anies di El Hotel, Kelapa Gading, Jakarta, Selasa (7/11).
Dalam pidatonya Jokowi di HUT ke-59 Golkar semalam melihat terlalu banyak drama hingga sinetron dalam perpolitikan nasional terkini. Tapi, dia tidak merinci momen perpolitikan mana yang seperti drama tersebut. “Akhir-akhir ini saya lihat adalah terlalu begitu banyak dramanya. Terlalu banyak drakornya. Terlalu banyak sinetronnya. Sinetron kita liat. Seharusnya pertarungan gagasan, pertarungan ide. Bukan pertarungan perasaan,” kata Jokowi.”Kalo yang terjadi pertarungan perasan akan repot semua kita. Tidak usah saya teruskan, nanti kemana-mana,” tambahnya. Jokowi kemudian juga mengingatkan para kandidat yang bertarung diPilpres 2024 tetap menjaga persatuan. Menurutnya, seluruh pihak yang bertarung merupakan anggota keluarga Indonesia.
Ketua MKMK Mengenai Soal Usia Capres-Cawapres Digugat Lagi: Baru Berlaku 2029
Ketua Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi (MKMK) Jimly Asshiddiqie menilai gugatan terhadap batas usia capres-cawapres baru akan berlaku pada Pilpres 2029. Sebagai Ketua MKMK tersebut mengatakan aturan main Pilpres 2024 menggunakan UU Pemilu yang sudah diubah dengan Putusan MK Nomor 90/PUU-XXI/2023. Menurut dirinya, tidak ada lagi perubahan yang bisa dilakukan. “Aturan main kalo misalnya diubah melalui putusan MK, berlaku untuk pertandingan berikutnya, 2029. Kalo sekarang ini sudah jalan pertandingannya,” ucap Jimly dalam sidang putusan MKMK di Jakarta, Selasa (7/11).
Jimly berkata, jika putusan MK memang dapat diubah melalui putusan MK lain. Hal itu dapat dimulai dengan pengajuan uji materi baru. Dirinya mengapresiasi langkah sejumlah mahasiswa yang menggugat kembali batas usia capres-cawapres. Namun, dirinya menyebut dampak dari putusan itu tak bisa berlaku pada pilpres kali ini. “Inisiatif para mahasiswa kreatif dia dan itu boleh saja. Tetapi, tentu saja permainan sudah jalan,” ucapnya.
Sebelumnya, mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia, Brahma Aryana telah mengajukan permohonan uji materiil Pasal 169 huruf q UU Pemilu. Mahasiswa tersebut meminta hanya orang dibawah umur 40 tahun yang sudah menjabat gubernur yang bisa ikut pilpres. Pada putusan sebelumnya, MK memperbolehkan orang berumur di bawah 40 tahun ikut pilpres asal sudah memiliki pengalaman.
MK akan menggelar kembali sidang perdana gugatan yang teregister dengan perkara nomor 141/PUU-XXI/2023 pada (8/11) besok pukul 13.30 WIB. MKMK juga sepakat jika Anwar Usman tidak boleh menangani lagi perkara gugatan tersebut. Anwar sudah dinyatakan melakukan pelanggaran berat serta dicopot dari posisi ketua MK.
baca juga: Pak Ganjar Pranowo Disambut Santri Ponpes Al-Falak Bogor
Ganjar Ajak Masyarakat Sipil Jaga Pemilu Jurdil dan Bebas Intervensi
Ganjar Pranowo sebagai Bacapres PDIP, dia menyampaikan kebanggaan terhadap demokrasi bisa diukur dari Pilpres 2024. Apabila pemilu nanti berjalan dengan jujur dan adil (jurdil) nantinya masyarakat akan bangga dengan adanya demokrasi.” Kebanggaan kita, pemilu besok ada yang intervensi nggak? Kalau Pemilu besok bisa jujur dan adil, maka kita mesti bangga pada demokrasi kita,” ucap Ganjar Pranowo . Ganjar menjawab pertanyaan yang mengenai kemunduran demokrasi.
Jika pemilu tidak berjalan jujur dan adil, maka perlu duduk kembali. Menurutnya peran masyarakat sipil saat ini sangat penting untuk menjaga demokrasi berjalan baik. “Tetapi jika kemudian itu tidak, maka kita akan mundur. Maka masyarakat sipil sekarang menjadi punya peran penting untuk menjaga itu,” ucapnya. Ganjar Pranowo berujar apbila demokrasi baik-baik saja, maka akan muncul sosok Ganjar lainnya. Dia menceritakan sedikit latar belakang keluarganya yang disebut lebih banyak hidup susah. “Maka nantinya bakal ada yang muncul Ganjar-Ganjar berikutnya.
Saya bukan siapa-siapa, orangtua saya polisi, pangkatnya juga tidak tinggi tinggi amat, hidup kami kebanyakan sudah dan kemudian kami bisa diundang di CSIS hari ini. Itu pasti karena sesuatu,” ucap Ganjar. “Dengan tanpa adanya demokrasi, tidak akan. Saya mau menunggu dulu bapak saya hebat, saya menunggu dulu turunan nantinya, dan itu tidak bakal pernah bisa saya dapatkan. Tetapi saya sangat bangga pada Bapak dan Ibu saya, karena mereka adalah rakyat biasa saja dan bisa mendidik saya untuk seperti ini, itu terima kasih saya,” ucapnya. Maka dari itu Ganjar sangat merasakan susahnya hidup, maka dari itu Ganjar sangat peduli dengan masyarakat yang kuarag mampu. Karena dia ingin masyarakat Indonesia kedepanya menjadi lebih baik lagi dalam hal ekonomi.
Ganjar Ajak Masyarakat Jaga Pemilu Jujur dan Adil Bebas Intervensi
Bacapres Koalisi PDIP, Ganjar Pranowo menyampaikan kebanggaan terhadap demokrasi dapat diukur dari Pemilu 2024. Bila pemilu nanti akan berjalan jujur dan adil, tentunya masyarakat juga akan bangga terhadap dengan demokrasi.
“Ukuran dari kebanggaan kita, pemilu nanti akan ada yang intervensi enggak? Kalau Pemilu besok bisa jujur dan adil, tentu kita mesti bangga juga pada demokrasi kita,” ujar Ganjar di kantor CSIS, Jakarta Pusat, Selasa (7/11/2023).
Ganjar mengatakan bila pemilu tidak berjalan jujur dan adil, maka perlu duduk kembali. Menurut dirinya, peran masyarakat sipil saat ini sangat penting untuk menjaga demokrasi berjalan dengan baik. “Namun jika kalau kemudian itu tidak, maka tentunya kita akan set back. Maka masyarakat sipil sekarang menjadi punya peran yang sangat penting untuk menjaga itu,” ucapnya
Ganjar berkata jika demokrasi baik, tentu akan muncul nantinya sosok Ganjar lainnya. Dirinya juga memaparkan latar belakang dari keluarganya yang disebut banyak hidup susah. “Maka kedepanya akan ada muncul Ganjar-Ganjar berikutnya. Saya dulunya bukanlah siapa-siapa, orangtua saya polisi, dan tidak memiliki pangkatnya yang tinggi, hidup kami lebih banyak susahnya dan kemudian hari ini kami bisa menghadiri di CSIS ini. Pasti itu karna sesuatu,” katanya.
“Tanpa adanya demokrasi, nggak akan ini terjadi. Jika nunggu dulu bapak saya hebat, saya menunggu dulu turunan, dan tentunya tidak akan pernah bisa saya dapatkan. Namun saya sangat merasa bangga kepada Bapak/Ibu saya, karena mereka rakyat biasa dan dapat mendidik saya untuk seperti sekarang ini, itu terima kasih saya,” ujarnya.