Hasto Kristiyanto menyebut Prabowo Subianto berusaha meniru Presiden Joko Widodo padahal menurutnya capres Ganjar Pranowo yg dinilai mirip joko widodo. Direktur Juru Debat Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming, Budiman Sudjatmiko, menekankan Prabowo artinya sosok penerus kepemimpinan joko widodo, bukan peniru.
“Karena Pak Prabowo itu penerus Pak jokowi, bukan penirunya,” ucap Budiman.
Budiman justru heran terdapat yg hendak menirukan jokowi. Bagi dia, Prabowo lebih memilih bertekad menjadi suksesor joko widodo.
“Terdapat yang meniru Pak jokowi padahal seharusnya jadi penerusnya. Pak Prabowo lebih menentukan jadi menerus bukan peniru, oke?” ucap Budiman.
Hasto sebelumnya bilang Prabowo berusaha meniru gaya jokowi pada debat perdana Pilpres 2024. Hasto menyebut capres angka urut 3 Ganjar Pranowo yg dinilai mirip jokowi.
“Ya, desain yang kami dapatkan berasal analisis para pakar memang Pak Prabowo itu mencoba menampilkan Pak joko widodo hanya asal cara bicaranya, asal karakternya, asal program-programnya tidak sama,” ucap Hasto.
Hasto lalu memberi model, cara jokowi dan Prabowo menghadapi kesulitan merupakan tidak sinkron. Kebalikannya, Hasto menilai cara Ganjar mengatasi kesulitan yang mirip menggunakan jokowi.
“Misalnya apa? waktu ini masyarakat menghadapi kesulitan kenaikan harga kebutuhan utama. Cabe naik. Kalau berasal Pak joko widodo penyelesaiannya pribadi turun. Kalau Pak Pabowo solusinya memprioritaskan alutsista, menambah utang luar negeri alutsista. Jadi negara ini mirip mau perang. Ini yg memberbeda-bedakan,” ucapnya.
“Jadi maunya meniru hasilnya berbeda. Hasilnya Pak Ganjar yang seperti Pak jokowi,” tambahnya.
DAFTAR ISI
Pengamat Unesa Sebut Debat Pertama Capres Tunjukkan sikap Tegas ke Pemerintah
Debat Capres edisi I yang digelar KPU telah rampung digelar. Ketiga capres masing-masing menyampaikan pandangannya soal tema debat.
Pengamat Politik Universitas Negeri Surabaya Agus M Fauzi menyebut debat pertama kemarin membagikan posisi tegas dan jelas dari masing-masing capres.
“Sangat menarik ya, ketiganya memberikan pada posisi di mana, dimulai capres 01 Anies jelas beliau menginginkan perubahan. Capres 02 Prabowo jelas serta tegas ya ingin keberlanjutan pemerintahan ketika ini yang dianggapnya sukses menggunakan perbaikan-perbaikan di sektor yg belum sempurna,” ucap Agus.
“Sementara capres 03 Ganjar posisinya tidak langsung menyatakan melanjutkan apa yg telah dilakukan pemerintah waktu ini, tapi lebih bahwa perbaikan harus terus dilakukan. Artinya yang baik diteruskan, yg tak baik, ya diperbaiki,” ucap.
Agus menyebut masing-masing capres memiliki kelebihan. dalam utama pikiran, Agus menyebut Anies Baswedan lebih rasional.
“Capres 01 secara rasional bisa diterima sang penonton, itu wajib diakui. akal rasional, publik mampu menerimanya,” ucapnya.
“Capres 02 ketika melakukan counter, bisa menghasilkan suasana hidup serta masyarakat melihat pernyataan-pernyataan yg sesuai realita. Apa yang disampaikan 02 ketika pertanyaan MK, waktu menjawab secara diplomatis Prabowo bilang jika tidak suka jangan pilih Prabowo-Giibran, itu semacam ketegasan bahwa pilihan ini dikembalikan ke rakyat. Pilihan sepenuhnya terdapat di warga , Bila masyarakat tidak senang jangan dipilih,” ucapnya.
Ucap Ganjar, Agus menyebut menggunakan pengalamannya sebagai ketua daerah 10 tahun, Ganjar mempunyai data buat menjawab segala pertanyaan yang ditujukan ke dirinya.
“Capres 03 juga membeberkan data-data cukup baik sesuai menggunakan pengalamannya ya pernah sebagai kepala daerah,” tambahnya.
Agus menyebut debat masih memasuki edisi pertama. dampak debat pertama, disebutnya masih sangat minim terhadap para pemilih.
Baca Juga: TPN Dapat Info 70 Baliho Hilang Jelang Kampanye Mahfud
Evaluasi Pengamat UB Terhadap Anies-Prabowo-Ganjar pada Debat Perdana Capres
Pengamat Politik Universitas Brawijaya (UB) Prof Anang Sujoko menyampaikan tanggapannya melihat penampilan tiga calon presiden (capres) pada debat perdana yg diselenggarakan KPU di Selasa malam. dari Anang, Anies unggul tipis di debat. tetapi, beliau menegaskan analisisnya tadi bukan representasi bunyi pemilih.
“aku sempat diskusi terkait debat capres kemarin (Selasa). terdapat beberapa hal yg coba aku analisis dari tiga capres ditinjau dari sisi gaya menyampaikan gagasan, mimik paras maupun isi materi yang mereka sampaikan,” ujar Anang.
Seperti diketahui, debat yang dihadiri tiga capres yakni nomor urut satu Anies Baswedan, nomor urut 2 Prabowo Subianto dan nomor urut tiga Ganjar Pranowo itu mengusung tema aturan, HAM, Pemerintahan, Pemberantasan Korupsi serta Penguatan Demokrasi.
Menurut Anang, ketika melihat berasal sisi gaya penyampaian pada debat mempunyai karakteristik. buat Anies Baswedan dievaluasi memberikan penjelasan secara runtun. Selain itu, diksi-diksi yang dipergunakan dievaluasi mencerminkan orang berpendidikan.
“Sementara aku lihat buat angka urut tiga itu, diksi-diksi yang diambil, intonasi yang dipakai mencerminkan kayak bahasa-bahasa kerakyatan, seperti mengayomi serta cenderung santai,” ungkapnya.
“Apabila nomor urut dua itu saya melihat gaya komunikasinya mengandalkan power. Tetapi dengan nada tersebut terdapat kesan emosional nampaknya dalam sisi negatif. Tapi disisi lain memberikan ketegasan memakai tune semacam itu,” tambahnya.
Sedangkan saat membahas dari sisi materi maupun gagasan yang disampaikan Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo tidak memiliki sebuah kebingungan melihat kinerja dari pemerintah saat ini. berbeda menggunakan Anies Baswedan yang memberikan materi maupun gagasan secara strategis dengan berdasar rentetan data.
“Nomor dua tidak mempunyai sebuah problem, karena merupakan bagian asal rezim. kemudian nomor 3 jua bagian dari rezim. Sehingga dari saya apa yg disampaikan secara dapat dipercaya dan integritas itu tidak mampu diyakini bahwa itu merupakan sebuah upaya yg mampu dilakukan,” ucap Anang.
Analisis i2 soal Sorotan Warganet Bahas Debat Perdana Pilpres 2024
Indonesia Indicator (i2) merilis yang akan terjadi riset perbincangan pada media umum selama debat capres 2024 perdana. Analisis i2 terkait eksposure tertinggi hingga sentimen positif tertinggi di media umum rentang pukul 18.00-23.00 WIB saat debat capres perdana.
Data i2 dihimpun berasal asal perbincangan netizen di lima platform media sosial yakni Twitter, Facebook, Instagram, Tiktok, Youtube. Data dianalisis secara realtime menggunakan memakai sistem intelligence socio analytics (ISA).
Direktur Komunikasi Indonesia Indicator Rustika Herlambang mengungkapkan interaksi perbincangan netizen terkait debat capres terakumulasi pada 55.712 post berasal 33.608 akun. Sekitar 78% netizen mengisi perbincangan, ad interim 22% sisanya ditanggapi netizen perempuan .
Netizen lebih intens membahas agresi Anies Baswedan serta Ganjar Pranowo pada Prabowo terkait gosip Mahkamah Konstitusi (MK). Hal itu diklaim menjadi sebuah tembakan yang sempurna. sementara di kalangan netizen perempuan pembahasan berkisar seputar dukungan pada masing-masing paslon termasuk suasana debat yang dinilai menarik serta seru.
“Netizen banyak membahas pertanyaan Anies dan Ganjar pada Prabowo dalam gosip pelanggaran MK. Sementara netizen perempuan menilai debat pertama menarik serta seru,” ucap Rustika.
Rutika menyebutkan netizen milenial (22-40 tahun) serta generasi X (41-55 tahun) lebih banyak menyampaikan respons. Milenial mencapai 65%, generasi X 27% dan gen Z (18-21 tahun) 5%.
Sorotan netizen milenial dan generasi X cukup mengarah pada isi pesan yang disampaikan masing-masing paslon serta narasi saling serang antarpaslon. ad interim gen Z cenderung lebih menyoroti ekspresi bagaimana setiap paslon merespons pertanyaan dan memberikan skor kepada masing-masing paslon versi mereka.
“Generasi milenial serta gen Z paling aktif pada perbincangan. Sebagian menyampaikan skor terhadap performa capres,” ucap Rustika.
“Ekspos dan engagement Anies dan Prabowo bersaing ketat. Keduanya lebih tinggi dibanding Ganjar. Itu ditentukan saling sanggah antara Anies dan Prabowo yang memicu ‘war’ netizen,” ucap Rustika.