Site icon SEMBILAN NEWS

Performa Anies-Prabowo-Ganjar pada Debat Capres

Performa Anies-Prabowo-Ganjar pada Debat Capres

Indonesia telah memasuki gerbang tahun politik. Para calon presiden pun telah melakukan debat pertama yang diselenggarakan oleh  Komisi Pemilihan awam (KPU) beberapa waktu kemudian.
Sejumlah pengamat politik mengkritisi pernyataan yg dilontarkan oleh tiga calon presiden. Anies Baswedan dan Prabowo Subianto bersaing ketat pada debat pertama. pada ketika yang sama, Ganjar Pranowo dinilai ketinggalan sebab resah dalam branding visi dan misi.

Berikut analisis Direktur Trias Politika Strategis Agung Baskoro dan Analis Politik serta Direktur Eksekutif Aljabar Strategic Arifki Chaniago tentang performa debat pertama capres peserta Pilpres 2024.

Anies Baswedan

Agung menilai Anies mendominasi debat pertama menggunakan retorika yg baik. beliau menilai Anies punya keleluasaan menyerang gagasan dua kandidat lain karena mengusung visi “perubahan”.

beliau menilai tiga kandidat punya kesiapan yang sama menghadapi tema debat kali ini. “pada segmen 1, 2, tiga, Prabowo serta Anies imbang, Ganjar keteteran. Sisanya, Anies unggul ketimbang 2 lainnya,” ucap Agung.

beliau menilai, Anies jua diuntungkan dengan ketidaksiapan Prabowo pada sesi tanya jawab. Anies pun diuntungkan dengan pertanyaan-pertanyaan Ganjar yg justru memberi anjung untuk dirinya.

Arifki menyoroti penampilan Anies yg fokus mencitrakan diri menjadi seorang intelektual. Hal itu tercermin asal berbagai gambaran data.

Selain itu, Anies seringkali melabeli jawaban pesaing-pesaingnya menggunakan “kurang komprehensif” ataupun menanyakan data. “Anies kan berupaya menunjukkan intelektual. dia punya riset saintis buat menjawab pertanyaan. beliau ingin menciptakan persepsi beliau punya data,” ucap Arifki.

Prabowo Subianto

Arifki menganggap Prabowo kali ini tidak punya kemampuan retorika sebaik Anies ataupun Ganjar. Hal itu terlihat dari penampilan Prabowo pada debat pertama capres Pilpres 2024.

Meski begitu, Arifki menilai Prabowo cerdik dalam merogoh hati publik. ia menyoroti gimik Prabowo seperti “sorry ye” ataupun “Mas Anies, Mas Anies” saat menjawab serangan dua kandidat lainnya.

“Prabowo pula membaca sekarang era media sosial. Makanya jawaban yang dipilih Prabowo praktis serta gampang dipahami publik. Besok seminggu ke depan mungkin akan viral pada Tiktok sebab caranya lucu,” ujar Arifki.

ad interim itu, Agung melihat Prabowo banyak membuang peluang. Prabowo tak jarang tidak memanfaatkan ketika yang masih tersisa buat menjawab atau bertanya.

beliau melihat sebenarnya Prabowo dan Anies imbang selama 3 sesi pertama. tetapi, Prabowo tak bisa memaksimalkan tiga sesi berikutnya.

“Segmen empat hingga enam, Prabowo kedodoran di tanya jawab,” ucapnya.

Baca Juga: Hasil Survei Elektabilitas 3 Capres-cawapres Debat Perdana 

Ganjar Pranowo

Performa Ganjar dinilai tak segemilang Anies serta Prabowo. Arifki menilai Ganjar kehilangan anjung sebab debat panas Prabowo menggunakan Anies.

Selain itu, Ganjar tidak mampu memberikan visi kentara. Pada ketika yang sama, Prabowo tegas memperjuangkan keberlanjutan serta Anies menyerukan perubahan.

“Ganjar juga tak kentara daya tawarnya atau mungkin ada segmen pemilih Ganjar yang berpotensi lari ke Prabowo,” ucap Arifki.

Agung berkata Ganjar terlalu poly memberi “umpan matang” ke Anies. Pertanyaan-pertanyaan Ganjar justri menjadi ruang Anies buat mencuri poin.

Satu-satunya anjung Ganjar ialah waktu menyerang Prabowo dengan info HAM. tetapi, Prabowo mampu bertahan dengan apik.

“Pointers berasal Ganjar ini yg paling mencolok soal HAM. dia bertanya apakah Pak Prabowo menghadirkan pengadilan HAM, tetapi itu dibantah Prabowo menggunakan menyebut tendensius serta gosip 5 tahunan. Ganjar jadi tidak menerima poin penuh,” ungkapnya.

Kata Media Asing soal Debat Capres RI, Siapa Paling Unggul?

Ramai-ramai media asing memberi sorotan ke debat calon presiden (capres) yang sudah berlangsung Selasa lalu. Pemberitaan masih terlihat Jumat.
Media Qatar, Al-Jazeera contohnya, memberi sejumlah catatan, termasuk bagaimana sengitnya debat serta siapa yg unggul. Ini dimuat pada artikel berjudul “Indonesia’s first presidential debate: Five key takeaways”.

“Para kandidat (capers) Indonesia bentrok pada debat pertama berasal lima debat yang disiarkan televisi, menjelang pemilihan presiden di 14 Februari tahun depan,” tulisnya.

“Debat pertama yg ditunggu-tunggu ini berfokus di tema hukum dan hak asasi manusia, menggunakan kandidat – Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo serta Anies Baswedan – menyajikan pernyataan misi sebelum menjawab pertanyaan yang disiapkan oleh para pakar,” muatnya lagi.

Digambarkan bagaimana perdebatan alot selama dua setengah jam. Mulai dari pelanggaran hak asasi manusia pada seluruh Indonesia sampai keputusan kontroversial oleh Mahkamah Konstitusi (MK) yg menurunkan batas usia minimum bagi pejabat terpilih untuk mencalonkan diri menjadi presiden serta Wapres.

“Ketiga pemimpin tadi ingin menggantikan petahana jokowi, yang dikenal sebagai jokowi, yang sudah menjabat dua periode dan tidak dapat mencalonkan diri lagi,” muatnya lagi.

“Tidak terdapat calon terdepan yg kentara,” sebutnya lagi menyebut tak ada yang unggul pada debat karena tidak terdapat satupun kandidat yang berhasil melakukan “pukulan telak” yg kemungkinan akan mengganti proyeksi perolehan bunyi.

Al-Jazeera menyebut secara awam hasilnya seri. Debat awal itu, kata dosen hubungan internasional Universitas Jenderal Achmad Yani pada Bandung Yohanes Sulaiman, tidak akan mengubah opini masyarakat yg sepertinya terus berkecimpung bagi Anies, Prabowo, dan Ganjar.

Sebelumnya, Reuters jua mengamati debat capres dengan judul “Indonesian presidential hopefuls face off in heated debate on law, human rights”. Media Australia, ABC News, menyoroti dengan artikel “Indonesian presidential candidates clash on security and corruption in first of five debates ahead of the election”.

Kandidat Memberi Kata-kata Kunci melawan Pernyataan lain

Ditulis bagaimana masing-masing kandidat memberi kata-kata kunci buat melawan pernyataan lain. Dikutip beberapa kalimat Anies, Prabowo serta Ganjar.

Anies baswedan 

“Banyak peraturan yg dibengkokkan demi kepentingan penguasa … terdapat satu milenial yg bisa jadi Wakil Presiden, akan tetapi ada ribuan milenial lainnya, Gen Z, yg peduli pada bangsa yg terpinggirkan,”  ucap Anies.

Prabowo Subianto

“Kami akan membenahi apa yg perlu diperbaiki. Kami akan menjunjung tinggi apa yg perlu ditegakkan. dan kami bertekad buat memberantas korupsi sampai ke akar-akarnya,” kata Prabowo.

Ganjar Pranowo

“Berdasarkan data Indonesia Corruption Watch, kerugian negara selama 10 tahun terakhir mencapai lebih kurang 230 triliun rupiah. Jumlah ini setara dengan kebutuhan buat membangun 27.000 puskesmas,” balas Ganjar.

Sementara itu dari Singapura, debat ini pula ikut dikabarkan oleh  2 media ternama negara itu, Channel News Asia (CNA) serta Straits Times. Panasnya debat pun jadi perhatian.

“Prosesnya sebagai lebih panas saat para kandidat saling menyalahkan satu sama lain tentang tindakan atau peristiwa yg terjadi pada postingan mereka sebelumnya, kadang-kadang dengan nada mengejek yang memicu penonton bersorak keras,” serta “Indonesian presidential candidates spar in first debate, digging up one another’s past and dangling pledges”.

“tetapi seiring perdebatan berlangsung, mereka tak membuang waktu buat saling melontarkan kata-kata menyerang. Wajah mereka memerah serta suara mereka bergetar, ketika para pendukung mereka yg memenuhi aula menyemangati mereka,” tulis Strait Times.

Exit mobile version