Anggota DPR menegaskan bahwa jihad di era modern bukan lagi perang fisik, melainkan perjuangan moral dan sosial melawan korupsi.
Korupsi dianggap musuh besar bangsa yang merusak kepercayaan publik dan perekonomian. Melalui pendidikan antikorupsi, penguatan etika pejabat, serta partisipasi masyarakat, jihad modern diwujudkan dalam tindakan nyata untuk keadilan, transparansi, dan kesejahteraan rakyat.
Dibawah ini Anda bisa melihat berbagai informasi menarik lainnya tentang seputaran SEMBILAN NEWS.
Politisi Jihad Masa Kini adalah Melawan Korupsi
Salah satu anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menegaskan bahwa jihad di era modern tidak lagi dimaknai sebagai perang fisik, melainkan perjuangan moral dan sosial untuk melawan korupsi. Pernyataan ini disampaikan dalam sebuah forum kebangsaan di Jakarta, Senin (20/10), yang dihadiri oleh akademisi, tokoh agama, dan mahasiswa.
Menurutnya, korupsi merupakan musuh besar bangsa yang menggerogoti moral dan ekonomi Indonesia. Karena itu, melawan praktik korupsi adalah bentuk nyata dari jihad masa kini yang harus dilakukan oleh seluruh lapisan masyarakat.
Ia menegaskan jihad kontekstual saat ini adalah memperjuangkan keadilan, transparansi, dan kesejahteraan rakyat, bukan melalui kekerasan fisik, melainkan dengan menegakkan kejujuran serta etika publik di setiap aspek kehidupan.
Penguatan Etika dan Tanggung Jawab Sosi
Anggota DPR tersebut menjelaskan bahwa jihad hakikatnya adalah perjuangan dalam kebaikan. Dalam konteks bernegara, jihad dimaknai sebagai upaya memperbaiki sistem serta memberantas ketidakadilan dan korupsi yang merusak kepercayaan masyarakat terhadap pemerintahan.
Ia menyebut pejabat publik memiliki tanggung jawab moral yang besar sebagai pelayan rakyat. Dengan menolak praktik suap, gratifikasi, dan penyalahgunaan kewenangan, maka mereka sejatinya tengah melakukan jihad dalam bidang pelayanan publik.
Menurutnya, masyarakat juga harus berperan aktif mengawasi jalannya pemerintahan. Partisipasi publik dianggap penting untuk memastikan bahwa semangat jihad melawan korupsi tidak hanya menjadi slogan moral, tetapi diwujudkan dalam tindakan nyata yang berkelanjutan.
Baca Juga: Anggota DPR Tekankan Pentingnya Aturan Turunan UU Kepariwisataan
Pengajaran Antikorupsi Sebagai Upaya Sosial
Dalam pandangannya, membangun generasi muda yang antikorupsi memerlukan pembekalan sejak dini. Pendidikan karakter dan nilai kejujuran di sekolah menjadi fondasi utama agar anak bangsa memahami jihad sebagai perjuangan melawan keburukan dengan cara damai dan intelektual.
Ia menilai dunia pendidikan berperan penting dalam membentuk mentalitas antikorupsi melalui pembelajaran etika publik dan tanggung jawab sosial. Dengan demikian, prinsip jihad modern ditanamkan bukan dengan senjata, melainkan melalui ilmu pengetahuan dan moralitas.
Untuk itu, DPR mendukung program pendidikan antikorupsi yang digagas oleh Kementerian Pendidikan dan lembaga seperti KPK. Kolaborasi lintas sektor sangat dibutuhkan agar semangat jihad melawan korupsi dapat tumbuh kuat di generasi muda.
Seruan Untuk Membangun Indonesia Yang Bersih
Anggota DPR ini juga menyerukan agar semangat jihad melawan korupsi tak hanya berhenti di tataran wacana, tetapi menjadi gerakan nasional. Setiap warga negara diminta menanamkan nilai integritas dalam kehidupan sehari-hari sebagai bentuk pengabdian kepada bangsa dan Tuhan.
Ia menilai bahwa Indonesia hanya akan maju apabila seluruh pejabat dan masyarakat memiliki kesadaran moral tinggi terhadap pentingnya kejujuran dan tanggung jawab. Jihad di era modern berarti berjuang untuk membersihkan sistem dari segala praktik curang.
Melalui perjuangan bersama melawan korupsi, diharapkan Indonesia mampu menjadi negara yang bersih, transparan, dan bermartabat. Nilai luhur jihad sejati terwujud dalam tekad memperjuangkan keadilan dan kebenaran demi kemaslahatan seluruh rakyat.
Simak dan ikuti terus informasi menarik lainnya tentang berita-berita polik terbaru tentunya terpecaya hanya di SEMBILAN NEWS.
Sumber Informasi Gambar:
- Gambar Pertama dari www.antaranews.com
- Gambar Kedua dari www.antaranews.com