Site icon SEMBILAN NEWS

Fadli Zon Ungkap Anggaran Besar Rp 9 M Untuk Penulisan Ulang Sejarah RI

Penulisan ulang sejarah Indonesia tengah menjadi perhatian pemerintah melalui Kementerian Kebudayaan yang dipimpin oleh Fadli Zon.

Dalam rapat kerja bersama Komisi X DPR RI pada 26 Mei 2025, Fadli Zon mengungkapkan bahwa proyek besar ini menghabiskan anggaran sekitar Rp 9 miliar. Proyek ini melibatkan ratusan sejarawan dan bertujuan menyusun narasi sejarah Indonesia yang lebih Indonesia-sentris dan relevan dengan perkembangan zaman.

SEMBILAN NEWS akan membahas mengenai rencana penulisan ulang sejarah Republik Indonesia yang menelan anggaran Rp 9 M, yuk simak lebih lanjut!

 

Anggaran dan Skala Penulisan Ulang Sejarah

Fadli Zon menyatakan bahwa anggaran yang digunakan untuk penulisan ulang sejarah Indonesia mencapai sekitar Rp 9 miliar. Dana ini digunakan untuk membayar honorarium 113 pakar sejarah yang berasal dari lebih dari 30 perguruan tinggi di seluruh Indonesia, mulai dari Aceh hingga Papua. Proyek ini sudah dimulai sejak Januari 2025 dan progresnya telah melewati 50 persen.

Penulisan ulang ini akan menghasilkan 10 hingga 11 jilid buku sejarah yang mencakup berbagai periode penting sejarah Indonesia, mulai dari awal Nusantara hingga era Reformasi 1999-2024.

Tujuan dan Alasan Penulisan Ulang Sejarah

Fadli Zon menjelaskan ada enam alasan utama mengapa penulisan ulang sejarah ini sangat penting. Pertama, untuk menghapus bias kolonial yang selama ini mewarnai narasi sejarah Indonesia dan menggantinya dengan perspektif Indonesia-sentris. Kedua, untuk menjawab tantangan kekinian dan globalisasi yang menuntut sejarah yang relevan dengan kondisi saat ini.

Selain itu, penulisan ulang ini bertujuan membentuk identitas nasional yang kuat, menegaskan otonomi sejarah, meningkatkan relevansi sejarah bagi generasi muda, dan menemukan kembali jati diri bangsa Indonesia.

Isi dan Jilid Buku Sejarah yang Digarap

Buku sejarah yang sedang disusun terbagi dalam beberapa jilid dengan tema-tema khusus, antara lain:

  1. Sejarah Awal Nusantara
  2. Nusantara dalam Jaringan Global: India dan Cina
  3. Nusantara dalam Jaringan Global: Timur Tengah
  4. Interaksi dengan Barat: Kompetisi dan Aliansi
  5. Respons Terhadap Penjajahan
  6. Pergerakan Kebangsaan
  7. Perang Kemerdekaan Indonesia
  8. Masa Bergejolak dan Ancaman Integrasi
  9. Orde Baru (1967-1998)
  10. Era Reformasi (1999-2024)

Setiap jilid akan mengangkat peristiwa dan tokoh penting dengan pendekatan yang lebih positif dan berimbang.

Baca Juga: 7 Kecamatan di Pandeglang Kena Banjir, BPBD Kerahlkan Tim Kelapangan

Harapan Pemerintah Untuk Dunia Pendidikan

Fadli Zon berharap hasil penulisan ulang sejarah ini dapat menjadi bahan ajar di sekolah-sekolah di seluruh Indonesia. Ia berencana berkoordinasi dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta lembaga terkait agar mata pelajaran sejarah kembali menjadi wajib di semua jenjang pendidikan.

Ia mencontohkan sistem pendidikan di Amerika Serikat yang mewajibkan sejarah nasional di seluruh jenjang pendidikan sebagai contoh yang bisa diadopsi di Indonesia agar generasi muda tidak kehilangan jejak sejarah bangsanya.

Pentingnya Memahami Sejarah dan Tokoh Bangsa

Fadli Zon menekankan pentingnya masyarakat Indonesia mengenal sejarah dan tokoh-tokoh besar bangsa seperti Soekarno dan Mohammad Hatta secara benar. Ia mengingatkan agar tidak terjadi kekeliruan persepsi, misalnya mengira Soekarno-Hatta adalah satu nama karena nama bandara atau disingkat menjadi Soetta.

Pendidikan sejarah yang baik diharapkan dapat memperkuat rasa nasionalisme dan kebanggaan terhadap perjuangan bangsa.

Tantangan dan Harapan Penulisan Sejarah Baru

Penulisan ulang sejarah Indonesia bukan tanpa tantangan. Fadli Zon menyebut bahwa proyek ini bukan dimulai dari nol, melainkan melanjutkan karya-karya sejarah sebelumnya dengan penekanan pada perspektif Indonesia. Ia berharap narasi sejarah yang baru dapat lebih objektif, mengangkat sisi positif dan konstruktif dari perjalanan bangsa.

Dengan anggaran yang cukup besar dan melibatkan banyak ahli, proyek ini diharapkan dapat menghasilkan karya yang berkualitas dan berdampak positif bagi bangsa.

Kesimpulan

Penulisan ulang sejarah Indonesia yang digagas oleh Menteri Kebudayaan Fadli Zon dengan anggaran sekitar Rp 9 miliar merupakan langkah strategis untuk menghapus bias kolonial dan menegaskan perspektif Indonesia-sentris. Proyek ini melibatkan 113 sejarawan dari seluruh Indonesia dan menghasilkan 10-11 jilid buku sejarah yang mencakup berbagai periode penting.

Pemerintah berharap buku ini menjadi bahan ajar wajib di sekolah agar generasi muda semakin mengenal dan mencintai sejarah bangsanya. Dengan pendekatan yang lebih positif dan relevan, langkah ini diharapkan dapat memperkuat identitas nasional dan memberikan pemahaman yang lebih baik tentang perjalanan bangsa Indonesia.

Buat kalian yang ingin mendapatkan dan mengetahui informasi-informasi menarik lainnya mengenai partai politik, SEMBILAN NEWS adalah pilihan terbaik buat anda, yang dimana akan selalu memberikan informasi terbaru dan ter-update setiap harinya.


Sumber Informasi Gambar:

  1. Gambar Pertama dari cnnindonesia.com
  2. Gambar Kedua dari sumedang.radarbandung.id
Exit mobile version