Site icon SEMBILAN NEWS

Fakta di Balik Pembongkaran Rumah Ahmad Sahroni Usai Penjarahan Agustus

Pada akhir Agustus 2025, rumah milik politisi Partai NasDem, Ahmad Sahroni, di kawasan Kebon Bawang, Tanjung Priok, Jakarta Utara diserang oleh massa.

Demonstrasi yang terjadi saat itu memuncak menjadi aksi penjarahan ratusan orang tidak dikenal masuk ke kediaman mewahnya dan mengambil berbagai barang berharga.

Mobil-mobil mewah di rumah Sahroni, termasuk Porsche, Lexus, Tesla, serta Ford Mustang klasik, dilaporkan rusak atau dibongkar.

Dibawah ini Anda bisa melihat berbagai informasi menarik lainnya seputaran SEMBILAN NEWS.

 

Alasan Rumah Dibongkar Total

Setelah penjarahan parah, struktur rumah Sahroni dianggap tidak layak lagi untuk dihuni. Kepala tim pembongkaran menyatakan bahwa kerusakan sangat besar sehingga bangunan tiga lantai seluas sekitar 400 meter persegi harus diratakan.

Ketua RT setempat mengungkap bahwa Sahroni telah meminta izin warga untuk merobohkan rumah dengan maksud membangun kembali.

Menurut laporan, pembongkaran dimulai sejak 10 November 2025, dan direncanakan berlangsung selama dua minggu dengan prosedur hati-hati karena kawasan permukiman yang padat.

Biaya Pembongkaran yang Fantastis

Proses perobohan rumah tersebut menelan biaya sekitar Rp 250 juta. Biaya ini bukan hanya untuk pengoperasian alat berat, tetapi juga mencakup sewa ekskavator, bahan bakar, izin operasional, petugas lapangan, dan pengamanan lokasi.

Dua ekskavator dikerahkan, puluhan pekerja, dan beberapa dump truck bekerja mengangkut puing-puing dari bangunan yang runtuh.

Pekerja lokal bahkan terlihat memisahkan besi struktur dari puing dan menyiram debu agar tidak menyebar.

Baca Juga: NasDem Resmi Nonaktifkan Sahroni dan Nafa di DPR

Rencana Bangun Ulang

Setelah diratakan, nilai properti rumah Sahroni dianggap anjlok drastis. Kondisi lahan kini dipenuhi reruntuhan beton, kayu, pipa, dan besi, sisa struktur yang sudah tidak utuh lagi.

Meski begitu, Sahroni dan timnya telah menyiapkan pembangunan ulang di tanah yang sama.

Namun, belum ada detail resmi tentang desain rumah baru atau anggaran renovasi yang akan digunakan. Tim pembongkaran hanya bertugas pada tahap perobohan, sedangkan pembangunan selanjutnya dipercayakan ke kontraktor yang telah ditunjuk.

Status Sahroni di DPR

Serangan terhadap rumah Sahroni terjadi di tengah krisis kepercayaan publik terhadap para anggota DPR. Sebelumnya, Sahroni telah menuai kecaman atas ucapannya yang menyinggung kelompok masyarakat.

Perannya dalam Partai NasDem dan posisinya sebagai wakil ketua komisi menempatkannya dalam sorotan tajam.

Tak lama setelah penjarahan, dia dinonaktifkan dari DPR selama enam bulan melalui putusan Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) pada 5 November 2025.

Keputusan tersebut muncul di tengah publik yang terus memperdebatkan etika publik figur dan batasan kekayaan elit politik.

Dalam sebuah pernyataan publik, Sahroni menyebut pembongkaran rumahnya sebagai bentuk rekonsiliasi dan simbol kebangkitan.

Ia bertekad tetap tinggal di lingkungan tersebut, meskipun rumah lamanya telah hancur, karena menurutnya, ini adalah kampung tempat dia tumbuh dan ingin membangun kembali bersama warga sekitar.

Reaksi Publik dan Kontroversi Sosial

Pembongkaran rumah Sahroni tidak lepas dari sorotan publik dan spekulasi. Sejumlah tetangga melaporkan bahwa setelah penjarahan, Sahroni sangat jarang terlihat di rumahnya.

Ada dugaan bahwa dia sengaja menjauh dari lokasi sebelum perobohan dimulai. Sementara itu, unggahan lama Sahroni di media sosial turut disorot, di mana ia pernah menulis niat membongkar rumah karena merasa sudah lama ditinggalkan.

Reaksi warga terbagi sebagian menilai pembongkaran sebagai langkah realistis untuk memperbaiki rumah yang hancur, namun ada juga yang melihatnya sebagai upaya “menyapu bersih jejak” kontroversi.

Kesimpulan

Pembongkaran rumah Ahmad Sahroni pasca penjarahan Agustus ternyata lebih dari sekadar peristiwa fisik. Ada akar kerusakan, perhitungan biaya besar, dampak sosial dan politik, serta refleksi atas nilai dan keamanan publik.

Meski rumahnya kini rata dengan tanah, kisah ini belum usai pembangunan ulang dan dialog dengan masyarakat akan menjadi bab selanjutnya.

Bagaimana pun pendapat kita tentang Sahroni sebagai politisi, saga ini menjadi cermin penting tentang hubungan kekuasaan, publik, dan tanggung jawab seorang pejabat terhadap lingkungan yang ia tinggali.

Simak dan ikuti terus informasi menarik lainnya tentang berita-berita polik terbaru tentunya terpecaya hanya di SEMBILAN NEWS.


Sumber Informasi Gambar:

Exit mobile version