Pengunduran diri FX Rudy memicu kegemparan di PDIP Solo, DPC langsung menginstruksikan seluruh kader menahan diri.
Mundur FX Hadi Rudyatmo sebagai Plt Ketua DPD PDIP Jawa Tengah memicu gelombang di internal partai. DPC PDIP Solo, melalui Plt Ketua Teguh Prakosa, menginstruksikan kader menahan diri dan tidak reaktif, terutama di media sosial.
Berikut ini SEMBILAN NEWS akan mengupas tuntas harapan kader terhadap FX Rudy, penundaan Konferda yang menjadi pemicu, instruksi ‘damai’ dari DPC Solo, hingga posisi Teguh Prakosa dalam menyikapi dinamika internal partai yang sedang berlangsung.
DAFTAR ISI
Harapan Besar Kader Untuk FX Rudy
Mayoritas kader PDIP di Solo ternyata memiliki harapan kuat agar FX Hadi Rudyatmo ditetapkan sebagai ketua definitif DPD PDIP Jawa Tengah. Harapan ini mencerminkan tingginya kepercayaan dan apresiasi kader terhadap kepemimpinan Rudy selama ini.
Plt Ketua DPC PDIP Solo, Teguh Prakosa, mengakui sentimen tersebut. Ia menyatakan bahwa penunjukan Rudy sebagai Plt oleh Ketua Umum sebelumnya telah memupuk harapan besar di kalangan kader untuk kelanjutannya sebagai ketua definitif.
Konferensi Daerah (Konferda) yang sedianya digelar pada Selasa (16/12) kemarin, menjadi puncak harapan tersebut. Kader mengharapkan Konferda akan mengukuhkan posisi FX Rudy secara resmi dan permanen sebagai nahkoda PDIP Jateng.
Prahara Penundaan Konferda Dan Reaksi Kader
Namun, harapan itu harus tertunda ketika pada tanggal 13 Desember 2025, tiga hari sebelum Konferda DPD PDIP Jateng, Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDIP mengeluarkan surat. Surat tersebut berisi penundaan agenda Konferda hingga waktu yang belum ditentukan.
Keputusan penundaan ini, menurut Teguh, dikhawatirkan dapat menimbulkan reaksi berlebihan dari para kader. Kekecewaan dan ketidakpastian bisa memicu tindakan yang tidak produktif atau di luar kendali.
Oleh karena itu, Teguh menekankan pentingnya bagi seluruh kader untuk tetap solid dan tenang dalam menyikapi penundaan serta pengunduran diri FX Rudy. Ia juga secara spesifik melarang pembahasan hal ini di media sosial.
Baca Juga: Akhir Pekan Penentuan, Rapimnas Golkar Bahas Arah Dan Soliditas Partai
Teguh Prakosa, Seruan Untuk “Loyalitas Terukur”
Teguh Prakosa secara tegas mengingatkan kader untuk tidak menunjukkan loyalitas yang berlebihan secara prematur. Ia khawatir, loyalitas yang tidak terkontrol justru bisa mengarah pada tindakan yang kontraproduktif bagi partai.
“Loyalitasnya ojo berlebihan dulu. Kalau sudah berlebihan nanti kan melakukan hal-hal yang tidak ya tidak produktif,” ujar Teguh. Ini menunjukkan kehati-hatian DPC Solo dalam mengelola gejolak internal.
Ia juga khawatir jika instruksi ini tidak disampaikan ke struktur di bawah, akan muncul berbagai spekulasi dan pikiran “reno-reno” (macam-macam). Hal ini bisa mengakibatkan tindakan di luar kendali yang merugikan organisasi partai.
Menanti Restu Megawati, Sikap DPC Solo
Teguh Prakosa menegaskan bahwa pengunduran diri FX Rudy baru akan efektif setelah mendapat persetujuan resmi dari Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri. Hal ini menegaskan pentingnya prosedur partai dalam setiap perubahan posisi strategis, agar tidak menimbulkan kekosongan kepemimpinan yang merugikan organisasi.
“Kita tunggu dulu hasilnya. Yen wis ono hasile (kalau sudah ada hasilnya), baru kita bersikap,” ujarnya. Pernyataan ini menunjukkan sikap berhati-hati DPC Solo, yang ingin memastikan keputusan final dari pusat menjadi pedoman resmi bagi seluruh kader.
Sebelumnya, FX Rudy sendiri telah mengakui mengirim surat pengunduran diri kepada Megawati pada 12 Desember, efektif mulai 17 Desember 2025, dengan alasan ketidakmampuan menjalankan tugas demi solidaritas dan kekompakan organisasi. Langkah ini dipandang sebagai bentuk tanggung jawab pribadi, sekaligus upaya menjaga stabilitas internal partai di Solo.
Simak dan ikuti terus informasi menarik lainnya tentang berita-berita polik terbaru tentunya terpecaya hanya di SEMBILAN NEWS.
Sumber Informasi Gambar:
- Gambar Pertama dari cnnindonesia.com
- Gambar Kedua dari merahputih.com
