Site icon SEMBILAN NEWS

Ibas Tegaskan Indonesia Siap Jadi Jembatan Perdamaian Dunia

Wakil Ketua MPR RI Edhie Baskoro Yudhoyono atau Ibas menegaskan komitmen Indonesia sebagai jembatan perdamaian dunia di forum internasional.

Dalam World Peace Forum ke-9 di Jakarta, Ibas menyampaikan pengalaman unik Indonesia menjaga persatuan di tengah keragaman etnis dan budaya luar biasa. Berikut ini akan memberikan informasi tentang peran Indonesia sebagai jembatan perdamaian dunia melalui World Peace Forum ke-9.

 

Diplomasi Seribu Teman Nol Musuh

Ibas menekankan politik luar negeri Indonesia yang aktif dan inklusif, dikenal dengan prinsip “seribu teman, nol musuh”. Pendekatan ini bukan sekadar slogan, melainkan strategi diplomasi yang membuka kesempatan bagi kerja sama dengan berbagai negara tanpa menimbulkan permusuhan.

“Indonesia selalu mendorong dialog yang konstruktif dengan semua pihak. Diplomasi kami bersifat terbuka, inklusif, dan bertujuan menciptakan hubungan harmonis antarbangsa,” tambahnya. Dengan prinsip ini, Indonesia diharapkan dapat menjadi mediator yang efektif dalam konflik internasional maupun memfasilitasi kerja sama di berbagai bidang, mulai dari ekonomi, sosial, hingga budaya.

Prinsip “seribu teman, nol musuh” juga mencerminkan keinginan Indonesia untuk menjadi jembatan antara negara-negara dengan kepentingan yang berbeda. Hal ini relevan dalam konteks tantangan global saat ini, seperti perubahan iklim, migrasi, dan krisis kemanusiaan, yang membutuhkan kolaborasi internasional yang nyata.

Dialog Antarbangsa Sebagai Aksi Nyata

Dalam pidatonya, Ibas menekankan bahwa dialog antarbangsa tidak hanya sebatas pertukaran ide atau konsep, tetapi harus menjadi dasar untuk aksi nyata dalam mengatasi tantangan global. Ia menegaskan perlunya komitmen konkret dari seluruh peserta forum untuk menghadirkan perdamaian, keadilan, dan kesejahteraan bagi masyarakat dunia.

“Dialog yang hanya berhenti di tingkat wacana tidak cukup. Kita harus menjadikannya sebagai langkah konkret untuk menyelesaikan persoalan yang kompleks, mulai dari konflik regional hingga isu kemanusiaan,” jelas Ibas. Pendekatan ini menekankan bahwa diplomasi modern harus berpijak pada implementasi nyata, bukan sekadar simbol atau retorika.

Forum ini menjadi momentum strategis bagi para pemimpin dan pakar internasional untuk membahas langkah-langkah praktis yang bisa diterapkan di berbagai negara. Indonesia, menurut Ibas, memiliki pengalaman berharga dalam merawat harmoni di tengah keberagaman yang bisa dijadikan model bagi dunia.

Baca Juga: Ahmad Sahroni, Foto Viral Bersama Agus Suhartono Adalah Momen Mentoring

Memperkuat Nilai-Nilai Dasar

Selain mempromosikan perdamaian, Ibas juga menyoroti pentingnya memperkuat nilai-nilai dasar yang menjadi pedoman bersama. Nilai-nilai tersebut antara lain Pancasila, moderasi beragama, dan kearifan budaya ketimuran yang menekankan harmoni, toleransi, serta tanggung jawab sosial.

“Pancasila dan nilai-nilai budaya kita memberikan fondasi yang kuat bagi kehidupan berbangsa yang damai dan harmonis. Inilah yang membuat Indonesia mampu menjadi contoh bagi dunia dalam merawat keragaman,” tutur Ibas. Pendekatan ini juga relevan untuk membangun dunia yang tidak hanya damai secara politik, tetapi juga adil dan berkeadaban secara sosial.

Dengan menekankan nilai-nilai dasar ini, Indonesia menunjukkan bahwa perdamaian global bukan hanya urusan politik, tetapi juga menyangkut etika, budaya, dan kemanusiaan. Forum ini menjadi ajang untuk memperkuat prinsip-prinsip tersebut secara internasional.

Indonesia Sebagai Mitra Perdamaian Dunia

World Peace Forum ke-9 yang mengusung tema “Considering Wasatiyyat and Tionghoa for Global Collaboration” membuka kesempatan bagi seluruh peserta untuk memperkuat kerja sama antarbangsa. Ibas mengajak semua pihak untuk menjadikan forum ini sebagai momentum untuk membangun dunia yang damai, adil, dan sejahtera.

“Mari kita bangun dunia yang berlandaskan kepercayaan, keadilan, dan harmoni. Indonesia siap menjadi jembatan peradaban dan mitra perdamaian bagi dunia,” tegas Ibas. Pernyataan ini memperkuat posisi Indonesia sebagai negara yang aktif dalam diplomasi internasional, tidak hanya sebagai mediator. Tetapi juga sebagai inisiator kerja sama global.

Dengan pengalaman menjaga persatuan di tengah keragaman, serta prinsip diplomasi yang inklusif, Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi panutan dalam membangun perdamaian dunia. Komitmen ini tidak hanya bermanfaat bagi Indonesia, tetapi juga bagi stabilitas dan kesejahteraan komunitas global secara keseluruhan.

Simak dan ikuti terus informasi menarik lainnya tentang berita-berita polik terbaru tentunya terpercaya hanya di SEMBILAN NEWS.


Sumber Informasi Gambar:

  1. Gambar Pertama dari antaranews.com
  2. Gambar Kedua dari lidik.id
Exit mobile version