Ketua DPR RI, Puan Maharani, menegaskan agar evaluasi terhadap program Makan Bergizi Gratis (MBG) dilakukan secara konstruktif dan objektif.
Menurutnya program yang menyangkut kepentingan publik ini harus dikaji bukan sekadar dari aspek politik, melainkan berdasar manfaat nyata bagi masyarakat, terutama anak-anak usia sekolah.
Dibawah ini anda bisa melihat berbagai informasi menarik lainnya seputaran SEMBILAN NEWS.
Pentingnya Evaluasi Program MBG
Program Makan Bergizi Gratis menjadi salah satu agenda nasional yang menargetkan peningkatan kualitas gizi peserta didik di seluruh Indonesia. Ketua DPR menilai, ide tersebut patut diapresiasi karena menyasar isu fundamental, yaitu kesehatan dan kecerdasan generasi muda. Namun, Puan mengingatkan bahwa pelaksanaannya tidak boleh terburu-buru tanpa pertimbangan yang matang.
Evaluasi perlu dilakukan agar kualitas program tidak menurun seiring perjalanan waktu. Tanpa ada pengawasan yang baik, dikhawatirkan sasaran dari program tidak akan tepat dan justru menimbulkan masalah lanjutan, misalnya penyalahgunaan anggaran atau tidak meratanya distribusi manfaat.
Menurut Puan, mekanisme evaluasi harus melibatkan berbagai pihak, baik dari pemerintah pusat, daerah, hingga para ahli gizi dan organisasi pendidikan. Dengan keterlibatan multipihak, diharapkan masukan yang muncul lebih komprehensif serta menjawab kebutuhan riil masyarakat.
Harapan DPR Dalam Pelaksanaan
Ketua DPR menegaskan, keberhasilan program MBG akan sangat ditentukan oleh transparansi dan kejelasan mekanisme distribusi. DPR, sebagai lembaga pengawas, memiliki peran strategis untuk memastikan anggaran yang digelontorkan benar-benar terarah dan tidak menimbulkan kebocoran.
Ia juga menegaskan agar pelaksanaan MBG tidak dijadikan ajang pencitraan politik semata. Program tersebut menyangkut harkat dan masa depan anak bangsa, sehingga harus dijalankan dengan penuh tanggung jawab. Transparansi laporan penggunaan anggaran hingga indikator keberhasilan harus jelas dipublikasikan kepada publik.
Selain itu, DPR mengharapkan pemerintah menyusun strategi sosialisasi yang tepat, khususnya bagi sekolah-sekolah di daerah terpencil. Jangan sampai program hanya berjalan di kota besar sementara daerah terluar masih kesulitan mengakses layanan serupa.
Baca Juga: Prabowo Subianto Berpidato di Sidang Umum PBB, Indonesia Tampil Kembali di Panggung Dunia
Tantangan di Lapangan
Meski tujuannya mulia, program MBG tidak terlepas dari sejumlah tantangan teknis. Salah satunya terkait kemampuan logistik dan distribusi bahan makanan bergizi yang harus sesuai standar kesehatan. Jika tidak, maka cita-cita untuk meningkatkan kualitas gizi anak justru bisa terabaikan.
Tantangan lainnya adalah persoalan koordinasi antara pemerintah daerah dengan sekolah sebagai pelaksana teknis. Belum tentu semua wilayah memiliki infrastruktur pendukung yang memadai untuk memastikan makanan bergizi dapat diolah dan disalurkan tepat waktu.
Tak kalah penting adalah faktor keterlibatan masyarakat. Orang tua dan lingkungan sekitar sekolah perlu diedukasi tentang pentingnya gizi seimbang agar keberhasilan program tidak hanya bergantung pada fasilitas pemerintah, tetapi juga partisipasi aktif warga.
Perlunya Kebutuhan Sinergi Pusat dan Daerah
Untuk mencapai hasil maksimal, sinergi antara pemerintah pusat dan daerah menjadi kunci. Pemerintah pusat perlu menyiapkan standar pelaksanaan yang jelas, sementara pemerintah daerah diberi fleksibilitas untuk menyesuaikan dengan kondisi lokal masing-masing.
Puan juga menekankan bahwa setiap laporan evaluasi dari daerah harus ditindaklanjuti dengan perbaikan nyata. Pemerintah pusat tidak boleh hanya mengumpulkan data tanpa menyalurkan kembali kebijakan korektif yang bersifat solutif.
Dengan demikian, program MBG dapat menjadi warisan positif yang diingat masyarakat sebagai contoh nyata hadirnya negara dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia sejak dini. Sinergi ini diharapkan mempercepat terwujudnya pemerataan kesejahteraan di seluruh wilayah Indonesia.
Kesimpulan
Pernyataan Ketua DPR agar evaluasi MBG dilakukan secara konstruktif dan objektif memperlihatkan komitmen menjaga keberlanjutan program nasional ini.
Dengan keterlibatan multipihak, transparansi, serta sinergi antara pusat dan daerah, program Makan Bergizi Gratis bukan hanya sekadar janji, tetapi bisa menjadi langkah nyata membangun generasi emas Indonesia.
Jika evaluasi dijalankan dengan benar, MBG bisa tampil sebagai salah satu terobosan penting dalam perjalanan pembangunan bangsa.
Manfaatkan juga waktu anda untuk mengeksplorasi lebih banyak lagi tentang semua informasi terupdate lainnya hanya di SEMBILAN NEWS.
Sumber Informasi Gambar:
- Gambar Pertama dari riaumandiri.co
- Gambar Kedua dari antaranews.com