Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat Menko PM Abdul Muhaimin Iskandar menegaskan video AI negatif tidak mempengaruhi pesantren di Indonesia.

Pernyataan Cak Imin, sapaan akrabnya, disampaikan dalam keterangan resmi yang dikonfirmasi di Jakarta pada Minggu lalu. Berikut ini SEMBILAN NEWS akan memberikan informasi menarik tentang pernyataan Menko PM Abdul Muhaimin Iskandar yang menegaskan video AI berisi narasi negatif tidak berpengaruh terhadap pesantren di Indonesia.
DAFTAR ISI
Pesantren dan Santri Tangguh Menghadapi Ujian Zaman
Cak Imin menekankan bahwa daya tahan pesantren dan santri sudah terbukti sejak masa penjajahan hingga era modern. “Pesantren dan santri sudah terbukti tangguh menghadapi berbagai macam bentuk ujian dan cobaan. Dari masa penjajahan sampai era digital saat ini, mereka tetap kokoh dan konsisten dalam nilai-nilai keagamaan dan pendidikan,” ujarnya.
Kekuatan pesantren bukan hanya terletak pada sistem pendidikan formalnya, tetapi juga pada karakter santri yang terbentuk melalui pembelajaran agama, disiplin, dan semangat kebersamaan. Hal ini menjadikan pesantren sebagai salah satu pilar kuat dalam menjaga moral dan budaya bangsa, yang sulit digoyahkan oleh konten digital negatif.
Waspada Terhadap Penyebaran Konten Palsu
Meskipun begitu, Menko PM mengingatkan semua pihak agar tetap waspada terhadap penyebaran konten digital, termasuk video AI yang berisi fitnah. “Teknologi AI bisa dipakai untuk kebaikan, tetapi juga bisa menjadi alat fitnah jika tidak dikendalikan. Oleh karena itu, perlu penegakan hukum yang tegas sekaligus edukasi kepada masyarakat agar tidak mudah termakan konten palsu,” jelasnya.
Perhatian ini penting mengingat kecanggihan teknologi saat ini memungkinkan penyebaran informasi yang tampak nyata namun sebenarnya menyesatkan. Video AI dengan narasi negatif, jika tidak dikontrol, bisa mempengaruhi opini publik yang belum memahami konteks sebenarnya, meskipun pesantren sendiri cukup tangguh menghadapi isu semacam ini.
Baca Juga: Ketua DPD RI Dorong Pemuda Berpolitik Kedepankan Nilai Budaya Dan Jaga Reputasi
Menyoroti Banyaknya Video AI Negatif

Cak Imin juga menyayangkan munculnya banyak video AI di media sosial yang menyudutkan pesantren dan santri. Ia mempertanyakan motif di balik penyebaran konten tersebut. “Kok ada ya yang menyerang pesantren sampai membuat video AI seolah-olah itu kebenaran? Memang ada oknum pesantren ‘palsu’ yang bisa dijadikan amunisi untuk menyerang pesantren, tetapi tidak benar kalau itu dijadikan generalisasi seolah semua pesantren seperti itu,” tuturnya.
Pernyataan ini menekankan pentingnya masyarakat untuk memilah informasi. Tidak semua konten yang beredar di dunia maya mencerminkan realitas, terutama ketika video dibuat dengan teknologi AI yang mampu menghasilkan visual dan narasi yang sangat meyakinkan namun menyesatkan.
Pentingnya Edukasi dan Penegakan Hukum
Untuk menghadapi tantangan konten negatif berbasis AI, Menko PM menegaskan perlunya kombinasi antara edukasi publik dan penegakan hukum. Edukasi diperlukan agar masyarakat mampu mengenali konten palsu dan tidak mudah terprovokasi, sementara penegakan hukum memastikan pihak-pihak yang menyebarkan fitnah dapat diproses sesuai aturan yang berlaku.
“Penyebaran informasi palsu bisa merusak citra institusi pendidikan dan menimbulkan konflik sosial. Oleh karena itu, edukasi dan hukum harus berjalan beriringan. Masyarakat perlu diberikan pemahaman tentang bagaimana mengenali dan menangkal konten menyesatkan,” tegas Cak Imin.
Dengan langkah ini, diharapkan pesantren tetap terjaga reputasinya dan masyarakat memiliki kesadaran digital yang lebih tinggi. Teknologi AI, jika digunakan dengan benar, bisa menjadi alat yang bermanfaat untuk pendidikan, dakwah, dan informasi positif, bukan sebaliknya.
Simak dan ikuti terus informasi menarik lainnya tentang berita-berita polik terbaru tentunya terpercaya hanya di SEMBILAN NEWS.
