Pada Senin, 10 November 2025, di halaman utama Istana Negara, Jakarta, Presiden Prabowo Subianto secara resmi menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional.

Acara penganugerahan tersebut digelar dalam suasana upacara kenegaraan yang khidmat, bertepatan dengan momentum Hari Pahlawan.
DAFTAR ISI
Latar Belakang Penetapan
Penetapan gelar bagi Soeharto sendiri didasarkan pada pertimbangan jasa‑usaha besar beliau di bidang perjuangan bersenjata, pembangunan nasional, stabilitas politik, dan ekonomi selama puluhan tahun kepemimpinannya.
Momen ini juga menjadi bagian dari upaya pemerintah untuk menegaskan kembali pengakuan negara terhadap kontribusi tokoh‑tokoh bangsa lintas era.
Acara tersebut tidak hanya menyoroti prestasi pembangunan, tetapi juga titik mula rekonsiliasi narasi sejarah. Agar bangsa dapat melihat secara lebih komprehensif jejak masa lalu.
Suasana Upacara Penyerahan Gelar
Upacara di Istana Negara diawali dengan penyanyian lagu kebangsaan “Indonesia Raya”, pembacaan Keppres, dan penyerahan secara simbolis oleh Presiden Prabowo kepada ahli waris Soeharto.
Hadir dalam acara tersebut antara lain Wakil Presiden, para menteri Kabinet Merah Putih, pimpinan lembaga tinggi negara. Serta kerabat dari para pahlawan yang dianugerahi.
Sorotan media juga menekankan bahwa momen ini bukan hanya penghargaan formal. Tetapi juga simbol kebersamaan dalam memaknai sejarah yang kompleks.
Baca Juga:
MKD Dipersoalkan, Tak Punya Wewenang Pecat Anggota DPR Nonaktif
Momen Presiden Prabowo Subianto Lantik Anggota Komisi Reformasi Polri
Makna Penegasan Sejarah Kebangsaan

Gelar Pahlawan Nasional yang disematkan kepada Soeharto dan tokoh‑tokoh lain dalam daftar tersebut memperkuat pesan bahwa bangsa Indonesia menghargai jasa orang‑orang yang telah menorehkan tonggak bagi kemerdekaan, pembangunan, dan persatuan.
Dengan demikian, negara berharap agar generasi masa kini dan mendatang dapat memahami bahwa pahlawan tidak selalu sempurna. Namun pengakuan terhadap jasanya penting untuk menjaga kontinuitas nasional.
Upacara tersebut juga disebut sebagai momen refleksi bersama mengajak masyarakat untuk melihat kontribusi historis. Lalu menempatkannya dalam dialog yang terbuka dan konstruktif.
Reaksi Publik
Penetapan Soeharto sebagai Pahlawan Nasional memunculkan ragam tanggapan. Sebagian masyarakat dan media melihat langkah ini sebagai wujud penghargaan terhadap era pembangunan di mana Indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi yang signifikan dan upaya swasembada pangan.
Di sisi lain, beberapa pihak mengingat bahwa era tersebut juga dipenuhi dengan dinamika politik yang kontroversial dan tantangan hak asasi manusia. Sehingga pengakuan ini membuka percakapan ulang tentang bagaimana kita memandang kepemimpinan dan sejarah bangsa.
Pemerintah sendiri menyampaikan bahwa penghargaan ini tidak berarti menutup catatan kritis terhadap masa lampau. Melainkan mengajak untuk memahami secara utuh kontribusi dan konteks sejarah.
Kesimpulan
Penganugerahan gelar Pahlawan Nasional kepada Soeharto oleh Presiden Prabowo Subianto merupakan langkah signifikan dalam kerangka pengakuan resmi negara terhadap jasa‑jasa tokoh bangsa.
Upacara yang berlangsung di Istana Negara pada 10 November 2025 menandai penguatan narasi kebangsaan yang berani merefleksikan sejarah secara lebih luas.
Meskipun memunculkan reaksi beragam, peristiwa ini membuka ruang untuk melihat bahwa pahlawan bisa memiliki dimensi kompleks yang penting adalah bagaimana bangsa memilih untuk menghargai, memaknai, dan belajar dari masa lalu.
Dengan demikian, penghargaan ini bukan sekadar simbol. Tetapi titik temu antara penghormatan dan refleksi untuk membangun masa depan yang lebih inklusif dan berdaya.
Simak dan ikuti terus informasi menarik lainnya tentang berita-berita polik terbaru tentunya terpecaya hanya di SEMBILAN NEWS.
Sumber Informasi Gambar:
- Gambar Pertama dari www.antaranews.com
- Gambar Kedua dari tirto.id
