Respons Isu Jokowi menjadi Dewan Pembina PSI masih berada dalam tahap proses dan belum ada keputusan resmi kembali menjadi sorotan publik.
Isu ini menguat menjelang Kongres PSI 2025 yang akan digelar di Solo, Jawa Tengah pada 19-20 Juli 2025. Namun, bagaimana sebenarnya respons PSI terhadap rumor tersebut? Dan apa makna politik di balik isu ini?
Berikut ulasan mendalam mengenai isu Jokowi menjadi Dewan Pembina PSI dan respons berbagai pihak terkait hanya di SEMBILAN NEWS.
Latar Belakang Isu Jokowi
Kabar bahwa Presiden ke-7 RI Joko Widodo bakal bergabung dengan PSI sebagai Dewan Pembina mulai ramai diperbincangkan di berbagai kalangan politik dan masyarakat. Isu ini mencuat jelang penyelenggaraan Kongres PSI yang menjadi ajang pemilihan Ketua Umum periode 2025-2030.
Partai Solidaritas Indonesia sendiri merupakan partai yang dikomandoi oleh Kaesang Pangarep, putra bungsu Jokowi. Keterkaitan keluarga ini membuat isu Jokowi masuk ke jajaran Dewan Pembina PSI semakin menarik perhatian publik dan media massa.
Sejumlah kader PSI dan pengurus tingkat daerah juga diketahui berkunjung ke rumah Jokowi di Solo, menunjukkan aktivitas kader PSI yang erat dengan sosok Jokowi, meskipun mereka tidak berwenang memastikan kabar tersebut secara resmi.
Beberapa kader bahkan berharap Presiden Jokowi bersedia menjadi Dewan Pembina, sebagai bentuk dukungan moral dan strategis bagi perkembangan PSI di kancah perpolitikan nasional.
Respons PSI dan Kaesang Pangarep Terkait Isu
Menanggapi isu hangat ini, Wakil Ketua DPP PSI Andy Budiman meminta kader dan publik untuk bersabar dan menunggu proses yang sedang berlangsung. Andy menegaskan bahwa semua masih dalam tahap penjajakan dan belum ada keputusan final mengenai posisi Jokowi di PSI.
Ia menyatakan, “Nantikan saja bagaimana prosesnya, tapi sekali lagi di politik itu ada banyak, ya opsi-opsinya,” menandakan bahwa ada berbagai kemungkinan yang dapat terjadi di balik layar politik.
Sementara itu, Kaesang Pangarep sebagai Ketua Umum PSI turut angkat bicara. Ia menanggapi rumor tersebut dengan kelakar santai dan enggan memberikan jawaban lugas. Saat ditanya apakah dirinya merestui sang ayah untuk menjadi Dewan Pembina, Kaesang berkomentar, “Masa saya merestui Bapak saya?
Biarkan dulu kongres berjalan,” menunjukkan bahwa keputusan tersebut bukan kewenangannya dan akan mengikuti keputusan dewan pendiri partai. Kaesang juga optimistis memenangkan pemilihan Ketua Umum melalui Pemilu Raya PSI yang tengah berlangsung dan berkompetisi dengan dua kader lain.
Baca Juga: Percakapan Prabowo dan Trump Berisi Titipan Salam dan Kesepakatan Baru
Makna Politik Di Balik Isu Dewan Pembina PSI
Isu ini memiliki dimensi politik yang lebih luas daripada sekadar perubahan struktur organisasi partai. Kehadiran figur sekelas Jokowi sebagai Dewan Pembina PSI bisa menjadi sinyal kuat bahwa PSI ingin mendapat legitimasinya diperkuat melalui asosiasi dengan Presiden yang sangat populer di mata rakyat dan memiliki pengalaman luas di pemerintahan.
Hal ini dapat memberikan dorongan psikologis kepada kader PSI dan membantu menarik dukungan publik di Pemilu mendatang.
Namun, keputusan politik semacam ini juga tidak boleh dianggap enteng. Prosesnya harus melewati berbagai tahapan internal PSI. Termasuk Kongres yang menyusun kepengurusan masa depan, serta keputusan dari dewan pendiri partai yang kini telah mengubah logo partai menjadi gambar gajah berkepala merah.
Logo ini menjadi simbol baru PSI sekaligus indikasi bahwa ada arah baru yang dipersiapkan. Termasuk dalam hal pembinaan politik dan dukungan tokoh nasional.
Proses Kongres PSI dan Pemilu Raya
Kongres PSI di Solo pada tanggal 19-20 Juli 2025 menjadi momentum penting bagi partai untuk menata kepemimpinan dan strategi politik ke depan. Pemilihan Ketua Umum PSI periode 2025-2030 yang diikuti oleh Kaesang Pangarep bersama Ronald Aristoge Sinaga dan Agus Mulyono Herlambang menjadi fokus utama dalam kongres.
Sampai dengan tanggal 17 Juli, data menunjukkan bahwa suara voting sudah mencapai lebih dari 127.000 suara dan Kaesang masih memimpin dengan persentase suara yang tinggi, khususnya di Jawa Tengah yang mencapai 80 persen.
Momentum ini juga menentukan apakah strategi mendapatkan sosok seperti Jokowi sebagai Dewan Pembina dapat terealisasi. Sikap PSI akan sangat bergantung pada suara kongres dan keputusan partai terkait. Apakah figur Jokowi dianggap penting dalam penguatan ideologis dan politik PSI atau tidak. Masih harus menunggu pengumuman resmi setelah kongres berakhir.
Kesimpulan
PSI melalui para pucuk pimpinan dan kadernya memilih untuk fokus pada kongres internal dan pemilihan ketua umum terlebih dahulu. Respons dari para tokoh partai, termasuk Kaesang Pangarep. Adalah menunggu proses kongres berjalan dengan baik sehingga keputusan strategis terkait Dewan Pembina bisa diambil secara matang dan mewakili aspirasi partai.
Politik memang penuh kejutan dan kemungkinan. Apalagi dengan keterlibatan figur publik sekelas Jokowi. Keseriusan PSI dalam menyambut figur nasional ini akan terlihat setelah kongres berakhir dan keputusan resmi diumumkan. Sementara itu, para kader dan publik diminta bersabar mengikuti perkembangan ini secara proporsional dan tidak terburu-buru dalam menyimpulkan.
Buat kalian yang ingin mendapatkan dan mengetahui informasi-informasi menarik lainnya mengenai partai politik SEMBILAN NEWS adalah pilihan terbaik buat anda.
- Gambar Utama dari www.cnnindonesia.com
- Gambar Kedua dari news.detik.com