Rocky Gerung adalah sosok penting dalam dunia filsafat dan politik Indonesia, dikenal karena pemikiran kritis dan komentar tajamnya terhadap kekuasaan.
Sosoknya dikenal cerdas, tajam, dan tak segan melontarkan kritik bahkan terhadap para penguasa negeri. Akademisi berlatar belakang filsafat ini bukan hanya pengajar, tapi juga pengamat politik yang vokal dan penuh kontroversi. Dengan gaya bicara yang lugas dan berani, Rocky telah menjadi magnet perhatian publik.
SEMBILAN NEWS disini akan mengulas perjalanan hidup, karier akademis, kontribusi intelektual, hingga kontroversi yang melekat dalam sosok Rocky Gerung.
DAFTAR ISI
Latar Belakang dan Pendidikan
Rocky Gerung lahir pada 20 Januari 1959 di Manado, Sulawesi Utara. Sejak usia muda, ia dikenal memiliki ketertarikan kuat terhadap ilmu pengetahuan, terutama filsafat dan ilmu sosial. Ketertarikannya itu membawanya masuk ke Universitas Indonesia (UI), tepatnya di Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, dengan mengambil jurusan Ilmu Filsafat.
Rocky lulus pada tahun 1986, dan sejak itu tak pernah jauh dari dunia pemikiran kritis dan analisis mendalam atas realitas sosial-politik Indonesia.
Meskipun tidak mengambil gelar pascasarjana secara formal, penguasaan Rocky terhadap literatur filsafat dan wawasan politik menjadikannya salah satu intelektual publik yang disegani. Ia dikenal sebagai pembelajar otodidak dengan kemampuan retorika yang memukau.
Karier Akademis dan Aktivisme Intelektual
Setelah lulus, Rocky sempat menjadi dosen tidak tetap di almamaternya, Universitas Indonesia, selama sekitar 15 tahun. Di sana, ia mengembangkan beberapa mata kuliah baru dalam studi filsafat dan ilmu budaya. Tidak hanya mengajar, Rocky juga aktif membentuk kerangka berpikir kritis pada mahasiswa dan lingkungan akademik.
Selain di UI, Rocky juga tercatat sebagai peneliti di Perhimpunan Pendidikan Demokrasi (P2D), sebuah lembaga kajian yang fokus pada pendidikan politik dan demokrasi. Pada tahun 2007, ia menjadi salah satu pendiri SETARA Institute, organisasi yang memperjuangkan demokrasi, pluralisme, dan hak asasi manusia di Indonesia.
Peran Rocky tak berhenti di ruang kelas atau forum diskusi. Ia kemudian melebarkan sayap sebagai pembicara publik, narasumber media, dan kini sebagai pembuat konten digital melalui kanal YouTube “Rocky Gerung Official”.
Kanal ini menyajikan pandangan-pandangannya soal isu politik terkini dan memiliki lebih dari 1 juta pengikut, dengan penghasilan yang diperkirakan mencapai hingga puluhan ribu dolar AS per bulan.
Baca Juga:
Kontroversi dan Sorotan Publik
Tak bisa dipungkiri, Rocky Gerung adalah figur yang penuh kontroversi. Pernyataannya yang cenderung blak-blakan, kritis terhadap pemerintah, dan sering kali menyenggol figur-figur penting di negeri ini, membuatnya jadi langganan pemberitaan.
Salah satu kontroversi terbesarnya terjadi pada 31 Juli 2023, ketika sebuah video pidatonya yang mengkritik keras Presiden Joko Widodo menjadi viral. Dalam video tersebut, Rocky menilai kebijakan dan gaya kepemimpinan Jokowi dengan nada tajam, yang oleh sebagian pihak dianggap sebagai penghinaan.
Tak heran, sejumlah relawan Jokowi pun melaporkannya ke pihak berwenang. Meski demikian, Rocky tetap berdiri pada prinsip kebebasan berpikir dan berbicara yang diyakininya sebagai pilar demokrasi.
Sikap Rocky memang kerap mengundang pro-kontra. Di satu sisi ia dipuji karena keberaniannya menyuarakan kebenaran tanpa rasa takut. Di sisi lain, ia juga dikritik karena dinilai terlalu provokatif atau menyulut ketegangan publik.
Karya dan Pemikiran
Sebagai seorang intelektual, Rocky telah menulis berbagai karya ilmiah dan populer. Beberapa bukunya antara lain:
- Teori Sosial dan Praktik Politik (1991)
- Hak Asasi Manusia: Teori, Hukum, Kasus (2006)
- Demokrasi dan Kekecewaan (2009)
Rocky juga banyak menyumbangkan tulisan di jurnal-jurnal ilmiah dan akademis, seperti:
- Feminisme versus Kearifan Lokal di Jurnal Perempuan (2008)
- Representasi, Kedaulatan, dan Etika Publik di Jentera Jurnal Hukum (2010)
- Feminist Pedagogy: A Political Position di Jurnal Perempuan (2016)
Gagasan-gagasan Rocky mengusung kebebasan berpikir, rasionalitas publik, dan kritik atas otoritarianisme. Ia percaya bahwa filsafat bukan sekadar ilmu akademik, melainkan alat perjuangan sosial.
Sosok yang Menginspirasi dan Membelah Opini
Rocky Gerung adalah contoh nyata bahwa intelektual bisa tetap eksis di era digital tanpa harus terkungkung dalam dinding kampus. Ia memanfaatkan media sosial sebagai panggung untuk menyampaikan ide dan membangun diskursus. Namun, gaya retorikanya yang menusuk dan kadang sinis membuatnya disukai dan dibenci dalam waktu bersamaan.
Sebagian masyarakat menganggapnya sebagai pencerah di tengah banjirnya informasi yang penuh kepentingan. Namun sebagian lain melihatnya sebagai sosok yang sering menebar kontroversi tanpa solusi konkret.
Kesimpulan
Rocky Gerung adalah sosok yang kompleks: akademisi, filsuf, pengamat politik, sekaligus tokoh publik yang vokal. Kontribusinya dalam dunia pemikiran dan demokrasi Indonesia tak bisa dipandang remeh, meskipun dibarengi dengan kontroversi yang tak pernah jauh darinya.
Dalam dunia yang makin bising oleh propaganda dan kepentingan politik, sosok seperti Rocky, dengan semua kelebihan dan kekurangannya, tetap menjadi penting dalam menjaga ruang publik yang bebas dan rasional. Simak dan ikuti terus SEMBILAN NEWS agar Anda tidak ketinggalan informasi menarik lainnya yang terupdate setiap hari.
Sumber Informasi Gambar:
- Gambar Pertama dari www.pinterpolitik.com
- Gambar Kedua dari www.merdeka.com