Site icon SEMBILAN NEWS

Satpam DPP PDIP Ungkap Pernah Dititipi Tas Labtob Oleh Harun Masiku

Satpam DPP PDIP Ungkap Pernah Dititipi Tas Labtob Oleh Harun Masiku

Kasus yang melibatkan nama Harun Masik kembali menjadi sorotan setelah satpam DPP PDIP ungkap pernah dititipi tas labtob oleh Harun Masiku.

Dalam kesaksiannya, Nurhasan mengungkap bahwa dirinya pernah dititipi tas laptop oleh Harun Masiku serta menerima perintah aneh yang berkaitan dengan handphone dan keberadaan Harun di lingkungan partai. SEMBILAN NEWS akan membahas lebih lengkap mengenai satpam DPP PDIP yang ungkap pernah dititipi tas labtob oleh Harun Masiku.

 

Satpam Dititipi Tas Laptop, Misteri Tas Harun Masiku

Dalam persidangan yang digelar di Pengadilan Tipikor Jakarta, Nurhasan mengaku adalah satpam yang bertugas di Rumah Aspirasi PDIP, jalan Sutan Syahrir, Jakarta Pusat. Dia menyebutkan bahwa pada suatu waktu, Harun Masiku datang dan menitipkan sebuah tas laptop kepadanya dengan ucapan singkat “titip ya.” Nurhasan pun menyerahkan tas tersebut kepada dua orang tak dikenal yang kemudian datang menemuinya. Nurhasan mengaku tidak sempat melihat isi tas tersebut secara detail, sehingga misteri terkait isi dan tujuan tas laptop itu masih menjadi teka-teki yang belum terpecahkan dalam proses hukum.

Kedatangan Dua Orang Tak Dikenal

Satpam Nurhasan juga mengungkap cerita mengejutkan saat dua orang berwajah mirip aparat datang mendatanginya saat bertugas. Mereka menanyakan keberadaan Harun Masiku dan memaksa Nurhasan untuk mengikuti perintah mereka. Salah satu perintah paling aneh yang diterima adalah menggunakan ponselnya untuk menghubungi Harun Masiku. Dan berbicara mengikuti naskah tertentu yang mengandung kata “amanat”.

Nurhasan mengaku sangat tertekan dan takut, sehingga menurutnya ia tidak punya pilihan lain selain mengikuti instruksi tersebut. Diduga perintah ini merupakan upaya mengatur komunikasi dan menutupi jejak dalam kasus yang sedang bergulir.

Baca Juga: Megawati Hadiri Pengukuhan DPP Hanura, Bersama Anies dan Ganjar

Rekaman Telepon dan Perintah Merendam Handphone

Salah satu momen paling krusial dalam persidangan adalah saat Jaksa Penuntut Umum memutar rekaman suara percakapan antara Nurhasan dan Harun Masiku. Dalam rekaman tersebut, terdengar suara Harun meminta Nurhasan untuk “merendam handphone di air” dan kemudian “stand by di DPP PDIP.” .

Perintah ini dinilai sangat aneh dan mencurigakan karena menyiratkan upaya agar ponsel tidak dapat terlacak atau digunakan sebagai alat bukti digital. Tindakan ini menimbulkan banyak spekulasi mengenai strategi pengamanan komunikasi terkait kasus dugaan suap ini.

Implikasi Kasus dalam Dugaan Suap dan Konteks Politik PDIP

Persidangan yang menghadirkan pengakuan Nurhasan sebagai saksi merupakan bagian dari upaya. KoPmisi Pemberantasan Korupsi mengungkap dugaan suap pergantian antarwaktu anggota DPR RI. Yang melibatkan nama-nama besar di PDIP, khususnya Sekretaris Jenderal Hasto Kristiyanto.

Kasus ini mengguncang citra partai yang selama ini dikenal sebagai partai besar dan berpengaruh di pemerintahan. Pengakuan satpam selaku pihak yang berada di garis depan pengamanan internal memberikan perspektif baru terkait jalannya dugaan kejahatan dan dugaan penyembunyian bukti dalam kasus ini.

Reaksi Publik dan Harapan Transparansi

Pengakuan satpam Nurhasan yang dihadirkan dalam persidangan memberi gambaran adanya tekanan dan operasi terselubung di dalam kantor pusat partai politik besar. Publik menunggu dan berharap agar proses hukum dapat berjalan transparan dan mendalam. Sehingga kebenaran terkait peran Harun Masiku dan keterlibatan pihak-pihak lain bisa diungkap secara tuntas.

Kasus ini juga menjadi peringatan penting bagi institusi politik dan aparat hukum untuk bekerja dengan jujur dan tanpa intervensi. Agar tak ada lagi kasus korupsi dan penyalahgunaan wewenang yang merusak kepercayaan masyarakat. Pengakuan satpam DPP PDIP Nurhasan menjadi bagian penting dalam konstruksi fakta hukum terkait kasus Harun Masiku dan dugaan suap pejabat negara.

Cerita ini membuka tabir gelap mengenai bagaimana modus pelaku mencari cara untuk menyembunyikan bukti. Dan menjalankan operasi secara tersembunyi di ruang lingkup politik yang sangat sensitif. Proses hukum ke depan akan sangat menentukan nasib para tersangka dan masa depan politik PDIP di Indonesia.

Manfaatkan waktu anda untuk mengeksplorisasi ulasan menarik lainnya mengenai berita viral dan terbaru hanya di SEMBILAN NEWS.


Sumber Informasi Gambar:

  1. Gambar Pertamad Dari news.detik.com
  2. Gambar Kediauda dari antaranews.com
Exit mobile version