Site icon SEMBILAN NEWS

Wakil Ketua MPR Dorong Tata Kelola Penanggulangan Kanker Diperkuat

Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat, menekankan pentingnya penguatan tata kelola penanggulangan penyakit kanker di Indonesia.

Menurutnya, perbaikan ini merupakan bagian integral dari upaya meningkatkan sistem kesehatan nasional agar lebih responsif terhadap kebutuhan masyarakat.

Dibawah ini Anda bisa melihat berbagai informasi menarik lainnya tentang seputaran SEMBILAN NEWS.

 

Penanggulangan Kanker Lebih Dari Sekadar Birokrasi

Menurut Lestari Moerdijat, setiap detik yang terbuang akibat proses birokrasi atau keterlambatan layanan kesehatan merupakan momen hidup yang dirampas dari pasien. Oleh karena itu, dia menekankan urgensi membangun sistem kesehatan yang efektif dan cepat, agar setiap pasien mendapatkan kesempatan hidup yang lebih panjang.

“Setiap hari yang tertunda dalam penanggulangan kanker adalah waktu hidup yang hilang bagi seseorang,” katanya. Lestari juga menekankan perlunya kolaborasi lintas sektor, termasuk pemerintah, lembaga kesehatan, dan masyarakat, untuk memperkuat sistem ini.

Dia menilai, meski sistem kesehatan nasional masih menghadapi berbagai tantangan, kendala tersebut seharusnya tidak menjadi alasan untuk menunda perbaikan. “Mari kita bangun sistem kesehatan nasional agar mampu menjadi ‘jembatan’ yang kokoh menuju kesembuhan,” ujarnya.

Tantangan Dalam Penanganan Kanker di Indonesia

Data dan pengalaman menunjukkan bahwa sebagian besar pasien kanker datang ke fasilitas kesehatan ketika penyakit telah mencapai stadium lanjut. Hal ini diperkuat oleh Ketua Umum Cancer Information & Support Center (CISC), Aryanthi Baramuli Putri.

Menurut Aryanthi, ada sejumlah faktor yang menyebabkan keterlambatan diagnosis dan pengobatan, antara lain:

Keterlambatan ini berisiko memperburuk prognosis pasien dan menurunkan harapan hidup. Oleh karena itu, Aryanthi menekankan pentingnya strategi yang tidak hanya fokus pada pengobatan, tetapi juga pencegahan dan deteksi dini.

Baca Juga: SK Resmi Diteken, PPP Mardiono Kini Diakui Secara Hukum

Mengintegrasikan Pasien dan Keluarga Dalam Kebijakan

Salah satu langkah penting yang disoroti dalam diskusi tersebut adalah keterlibatan pasien dan keluarganya dalam proses pembuatan kebijakan penanganan kanker. Aryanthi Baramuli Putri menegaskan bahwa pengalaman pasien dapat menjadi masukan berharga untuk merancang layanan yang lebih efektif dan humanis.

“Kebijakan penanganan kanker harus melibatkan pasien dan keluarganya sebagai bagian dari proses pengambilan keputusan,” katanya. Pendekatan ini diyakini akan meningkatkan efektivitas program, mempercepat akses layanan, dan menyesuaikan intervensi dengan kebutuhan nyata masyarakat.

Keterlibatan pasien juga penting untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya skrining dini dan memotivasi mereka untuk mengikuti prosedur pengobatan secara konsisten. Hal ini dapat memperbaiki hasil pengobatan dan mengurangi angka kematian akibat kanker di Indonesia.

Menuju Sistem Kesehatan Nasional yang Lebih Responsif

Lestari Moerdijat menekankan perlunya membangun sistem kesehatan nasional yang tangguh, responsif, dan berbasis pada hak-hak pasien. Penguatan tata kelola penanggulangan kanker harus melibatkan berbagai elemen, termasuk:

“Penguatan tata kelola ini bukan hanya soal mengatur birokrasi, tapi membangun fondasi agar setiap pasien mendapatkan kesempatan hidup yang layak,” jelas Lestari.

Dengan kolaborasi yang efektif dan kebijakan yang tepat, diharapkan Indonesia dapat meningkatkan kualitas penanganan kanker, mempercepat proses kesembuhan, dan memberi harapan hidup lebih panjang bagi pasien.

Manfaatkan juga waktu anda untuk mengeksplorasi lebih banyak lagi tentang semua informasi terupdate lainnya hanya di .


Sumber Informasi Gambar:

  1. Gambar Pertama dari antaranews.com
  2. Gambar Kedua dari detik.com
Exit mobile version