Ketua DPP PDIP, Bambang Wuryanto atau lebih dikenal dengan nama Bambang Pacul, baru-baru ini memberikan kritik tajam mengenai kondisi demokrasi yang ada di Indonesia.
Dalam pandangannya, demokrasi yang sekarang ini tidak sejalan dengan cita-cita yang diinginkan oleh Bung Karno, pendiri bangsa dan penggagas Pancasila. Dalam seminar yang diadakan untuk merayakan HUT ke-52 PDI Perjuangan, Bambang Pacul menegaskan pentingnya mengembalikan esensi demokrasi yang benar-benar mencerminkan nilai-nilai Pancasila.
DAFTAR ISI
Pernyataan Awal di Seminar Refleksi
Dalam seminar yang diadakan di Jawa Timur, Bambang Pacul membuka pembicaraan dengan menyoroti berbagai tantangan yang dihadapi demokrasi Indonesia saat ini.
“Dulu, di era Orde Baru, kita mengenal demokrasi ekonomi yang liberal, tetapi demokrasi politiknya otoritarian,” ujarnya. Pernyataan ini mencerminkan pandangannya bahwa meskipun telah mengalami peralihan menuju demokrasi yang lebih terbuka, masih banyak aspek yang perlu diperbaiki untuk mencapai cita-cita awal.
Bambang Pacul juga menyampaikan keprihatinannya mengenai perkembangan demokrasi Indonesia, yang akhir-akhir ini menuju liberalisasi. “Kini kita masuk ke era demokrasi liberal. Namun, ini bukan demokrasi Pancasila seperti yang diimpikan Bung Karno,” tegasnya menggarisbawahi perbedaannya yang signifikan dengan cita-cita pendiri negara.
Perlunya Kecerdasan Dalam Demokrasi
Bambang Pacul melanjutkan pendapatnya tentang kualitas demokrasi yang ideal. Dia berpendapat bahwa kebebasan adalah syarat yang penting, tetapi itu bukan satu-satunya yang dibutuhkan.
“Demokrasi yang ideal tidak hanya membutuhkan kebebasan, tetapi juga kecerdasan dan kesetaraan masyarakat,” jelasnya. Untuk mencapai demokrasi yang ideal, masyarakat harus terdidik dan memiliki wawasan luas mengenai kegiatan politik.
Menurutnya, pendidikan politik menjadi hal yang sangat penting untuk membangun pemahaman yang kuat di kalangan masyarakat. “Salah satu syarat mutlak demokrasi liberal adalah masyarakat yang pintar dan setara dalam hal kesejahteraannya,” paparnya. Dengan kemampuan berpikir kritis dan kondisi kesejahteraan yang setara, segala bentuk manipulasi dan ketidakadilan dalam berpolitik bisa diminimalisir.
Menyoroti Pendidikan Politik Dalam Masyarakat
Masalah pendidikan politik menjadi sorotan utama dalam pembicaraan Bambang. Dia percaya bahwa tanpa pendidikan politik yang memadai, demokrasi yang diinginkan tidak akan terwujud.
“Karena itu, pendidikan politik menjadi sangat penting,” tegas Bambang. Dia mengingatkan bahwa pendidikan tidak hanya penting untuk anggota partai, tetapi juga untuk seluruh masyarakat. Masyarakat yang berpendidikan akan lebih memahami hak dan kewajibannya sebagai warga negara dalam sistem demokrasi.
Lebih jauh, Bambang menekankan bahwa pendidikan politik bukan hanya tentang teori, tetapi bagaimana cara menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. “Langkah utama yang harus diambil adalah memulai dari metode berpikir,” ucapnya.
Kembali ke Akar Pancasila
Bambang Pacul mengajak semua orang untuk merenungkan kembali nilai-nilai Pancasila dalam perjalanan demokrasi Indonesia saat ini. Dia menyatakan, “PDI Perjuangan terus terbuka untuk merefleksi dirinya,” yang menunjukkan keinginan partai untuk selalu introspeksi dan menjaga komitmen terhadap nilai-nilai yang pernah dicetuskan oleh Bung Karno.
Dalam pandangannya, mengaitkan kembali demokrasi dengan Pancasila bisa menjadi solusi untuk mengatasi berbagai masalah yang ada sekarang. Dia juga menggarisbawahi bahwa seminar yang diadakan kali ini adalah kesempatan bagus untuk memperkuat komitmen internal partai.
“Seminar ini, misalnya, menjadi ruang untuk memperkuat komitmen internal dan tetap setia memperjuangkan nilai-nilai demokrasi yang sesuai dengan ideologi Bung Karno,” tambah Bambang. Dengan cara ini, dia berharap semua anggota partai dapat lebih terhubung dengan prinsip-prinsip demokrasi yang mengandalkan Pancasila sebagai landasan.
Baca Juga: Presiden Prabowo Subianto Akan Gelar Retreat Kumpulkan Seluruh Kepala Daerah Terpilih
Tanggapan Terhadap Perkembangan Demokrasi Liberal
Bambang Pacul sangat menyadari adanya perkembangan demokrasi liberal saat ini, namun dia juga tidak dapat mengabaikan sejumlah masalah yang masih ada. Dia mengatakan, “Demokrasi liberal yang sekarang dijalankan masih jauh dari sempurna karena belum sepenuhnya diimbangi dengan pendidikan politik yang kuat.”
Artinya, meskipun kita sudah melangkah ke arah yang lebih terbuka, banyak hal yang masih perlu diperbaiki agar demokrasi bisa benar-benar bermanfaat bagi masyarakat. Lebih lanjut, Bambang menegaskan bahwa pembentukan masyarakat yang cerdas dan setara harus menjadi anak tangga utama dalam perbaikan ini. “Demokrasi kita harus mencerminkan nilai-nilai keadilan dan kesejahteraan sosial,” ujarnya.
Dia percaya bahwa jika masyarakat tidak diberdayakan dengan pengetahuan yang baik, maka harapan untuk memiliki demokrasi yang berkualitas akan tetap jadi mimpi yang jauh dari kenyataan.
Harapan untuk Masa Depan
Menutup seminar dengan penuh harapan, Bambang Pacul mengungkapkan keyakinannya tentang pentingnya pendidikan politik di Indonesia. “Bambang berharap, pendidikan politik dapat terus menjadi perhatian utama, baik di tingkat partai maupun masyarakat luas,” ujarnya. Dia percaya bahwa jika masyarakat memiliki pendidikan yang baik, maka mereka akan lebih aktif dalam mengawasi pemerintah dan pelaksanaan kebijakan.
Ketua DPP PDIP Bambang Wuryanto pun menekankan bahwa hal ini sangat penting untuk mewujudkan demokrasi yang sejalan dengan nilai-nilai Pancasila. “Dengan begitu, Indonesia dapat mencapai demokrasi yang benar-benar mencerminkan nilai-nilai Pancasila, yaitu demokrasi yang cerdas, adil, dan berkeadilan sosial,” tambahnya. Harapan ini menunjukkan betapa pentingnya kolaborasi antara pendidikan dan partisipasi masyarakat dalam upaya memperkuat sistem demokrasi di tanah air.
Menciptakan Demokrasi Cerdas
Menciptakan demokrasi yang cerdas sangat bergantung pada pendidikan politik yang kuat. Menurut Bambang Pacul, “Demokrasi tidak hanya soal pemilihan umum, tetapi juga soal partisipasi aktif masyarakat dalam proses pemerintahan.” Ini berarti bahwa masyarakat perlu lebih dari sekadar memilih mereka harus terlibat dalam diskusi dan keputusan yang memengaruhi kehidupan mereka.
Dengan pengetahuan yang cukup, masyarakat bisa menjadi lebih kritis dan tidak mudah terpengaruh oleh informasi yang salah atau manipulatif. Setiap individu memiliki peran penting dalam demokrasi. Bambang menekankan, “Begitu kita sadar akan politik, kita bisa mengawasi setiap kebijakan yang diambil.”
Peningkatan kapasitas berpikir ini penting agar kita tidak hanya menjadi pemilih yang pasif, tetapi juga aktif berkontribusi dalam proses politik. Dengan cara ini, masyarakat bisa memastikan bahwa kebijakan yang diambil benar-benar mencerminkan kepentingan bersama dan menjadi lebih baik untuk semua.
Kesimpulan
Dalam pandangan ketua DPP PDIP Bambang Wuryanto, perjalanan menuju demokrasi yang sesuai dengan cita-cita Bung Karno masih panjang. Dia menegaskan bahwa hanya dengan pendidikan politik yang baik dan masyarakat yang berpengetahuan, impian untuk menciptakan demokrasi yang cerdas dan berkeadilan sosial bisa terwujud.
“Menuju demokrasi yang cerdas, adil, dan berkeadilan sosial adalah tanggung jawab kita bersama,” ungkapnya di akhir pernyataan.
Dengan berbagai pandangan dan kritik yang disampaikannya, diharapkan masyarakat dapat merenungkan kembali peranan mereka dalam sistem demokrasi ini. Semua pihak diharapkan dapat bersatu dalam upaya untuk mewujudkan demokrasi yang lebih baik bagi Indonesia. Manfaatkan juga waktu anda untuk mengeksplorasi lebih banyak lagi informasi terupdate tentang politik lainnya hanya di SEMBILAN NEWS.