Kabar duka menyelimuti dunia penerbangan, satu WNI tewas atas kecelakaan helikopter di pahang Malaysia pada awal Februari 2025.
Sebuah helikopter dilaporkan mengalami kecelakaan tragis di Pahang, Malaysia, yang mengakibatkan satu warga negara Indonesia (WNI) kehilangan nyawanya. Insiden ini tidak hanya menimbulkan kesedihan mendalam bagi keluarga korban, tetapi juga memicu serangkaian investigasi mendalam untuk mengungkap penyebab pasti kecelakaan tersebut.
Kecelakaan ini terjadi di tengah upaya pemasangan kabel listrik di wilayah tersebut, menambah kompleksitas dalam penyelidikan dan menimbulkan pertanyaan tentang standar keselamatan kerja yang diterapkan. Helikopter jenis Long Ranger itu dilaporkan terbakar saat melakukan pendaratan di Jalan Lama Kuala Lumpur-Bentong, Pahang.
Dibawah ini SEMBILAN NEWS akan membahas penyebab awal Api menyala saat helikopter mencoba mendarat di dekat area pemandian air panas di Bentong. Helikopter itu terbalik dan langsung dilalap api.
DAFTAR ISI
Kronologi Kecelakaan Helikopter yang Merenggut Nyawa WNI
Kecelakaan maut ini terjadi pada Kamis, 6 Februari 2025, sekitar pukul 10.26 waktu setempat. Helikopter jenis Bell 206L4, yang disewa oleh sebuah perusahaan Malaysia, jatuh dan terbakar saat akan mendarat untuk mengisi bahan bakar di daerah Bentong, Pahang. Korban tewas teridentifikasi sebagai Finsen Resky Sembiring, seorang teknisi berusia 27 tahun asal Indonesia.
Menurut laporan, Finsen berada di lokasi landasan pendaratan saat kejadian. Kecelakaan ini diduga terjadi akibat bilah baling-baling helikopter yang terlempar setelah gagal dikendalikan ketika terbang di ketinggian tiga kaki saat mengisi bahan bakar.
Insiden itu menyebabkan kaki helikopter bergesekan dengan landasan, kemudian terbalik dan terbakar. Kepala Polisi Daerah Bentong, Zaiham Mohd Kahar, mengatakan bahwa korban diduga tewas akibat terkena bilah baling-baling helikopter yang terlempar.
Identitas Korban dan Upaya Repatriasi Jenazah
Finsen Resky Sembiring, korban dalam kecelakaan ini, adalah seorang teknisi yang bekerja untuk perusahaan yang menyewakan helikopter tersebut. Kabar duka ini segera direspon oleh Kementerian Luar Negeri RI dan KBRI Kuala Lumpur. Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia (BHI) Kementerian Luar Negeri RI, Judha Nugraha.
Menyatakan bahwa KBRI Kuala Lumpur telah berkoordinasi dengan otoritas penerbangan Malaysia dan perusahaan penerbangan Zaveryna Utama untuk penanganan lebih lanjut, termasuk pemulasaraan dan repatriasi jenazah. Saat ini, jenazah Finsen berada di Hospital Bentong, Pahang, menunggu proses administrasi untuk dipulangkan ke Indonesia.
KBRI Kuala Lumpur juga memberikan pendampingan kepada keluarga korban dan memastikan hak-hak korban terpenuhi sesuai dengan hukum yang berlaku. Selain itu, satu kru yang juga WNI bernama Kustiyadi (44) dilaporkan mengalami luka ringan dalam insiden tersebut.
Investigasi Mendalam untuk Mengungkap Penyebab Kecelakaan
Otoritas Malaysia segera melakukan investigasi mendalam untuk mengungkap penyebab pasti kecelakaan ini. Biro Investigasi Kecelakaan Udara di bawah Kementerian Transportasi Malaysia akan melakukan penyelidikan sesuai dengan Peraturan Penerbangan Sipil 2016 Bagian XXVI.
Investigasi ini akan mencakup pemeriksaan terhadap kondisi helikopter, catatan perawatan, kualifikasi pilot. Kondisi cuaca saat kejadian, dan faktor-faktor lain yang mungkin berkontribusi terhadap kecelakaan. Otoritas Penerbangan Sipil Malaysia (CAAM) juga memberikan pernyataan bahwa helikopter tersebut sedang dalam penerbangan kerja udara ketika insiden terjadi.
Informasi terakhir yang dilaporkan oleh operator pada pukul 10.18 pagi kepada Layanan Informasi Penerbangan di Pusat Lalu Lintas Udara Kuala Lumpur adalah bahwa helikopter akan kembali ke lokasi pendaratan. Penyelidikan ini diharapkan dapat memberikan jawaban yang jelas dan mencegah kejadian serupa di masa depan.
Baca Juga:
Dampak Kecelakaan Terhadap Operasional Proyek dan Perusahaan
Kecelakaan ini tidak hanya menimbulkan korban jiwa, tetapi juga berdampak pada operasional proyek pemasangan kabel listrik yang sedang dikerjakan. Helikopter tersebut disewa untuk mengangkut peralatan dan material konstruksi tiang listrik.
Dengan adanya kecelakaan ini, operasional proyek terpaksa dihentikan sementara untuk memberikan kesempatan bagi pihak berwenang melakukan investigasi dan memastikan keselamatan di lokasi kejadian. Perusahaan penerbangan Zaveryna Utama juga menghadapi tantangan besar dalam menangani dampak dari kecelakaan ini.
Mereka bertanggung jawab untuk memberikan kompensasi kepada keluarga korban dan memastikan operasional perusahaan tetap berjalan sesuai dengan standar keselamatan yang berlaku. Investigasi internal juga dilakukan oleh perusahaan untuk mengevaluasi prosedur keselamatan dan mencegah kejadian serupa di masa depan.
Reaksi dan Tanggapan dari Pemerintah Indonesia dan Malaysia
Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri dan KBRI Kuala Lumpur memberikan respon cepat terhadap kejadian ini. Selain memberikan pendampingan kepada keluarga korban, pemerintah Indonesia juga terus berkoordinasi. Dengan otoritas Malaysia untuk memastikan investigasi berjalan transparan dan akuntabel.
Pemerintah Indonesia juga menekankan pentingnya peningkatan standar keselamatan kerja bagi WNI yang bekerja di luar negeri, terutama di sektor-sektor berisiko tinggi. Sementara itu, pemerintah Malaysia juga menyampaikan belasungkawa atas kejadian ini dan berjanji untuk melakukan investigasi secara menyeluruh.
Pemerintah Malaysia juga berkomitmen untuk memberikan dukungan kepada keluarga korban dan memastikan hak-hak mereka terpenuhi sesuai dengan hukum yang berlaku. Kedua negara sepakat untuk meningkatkan kerjasama dalam bidang keselamatan penerbangan dan mencegah kejadian serupa di masa depan.
Pentingnya Keselamatan Kerja dalam Industri Penerbangan
Satu WNI tewas atas Kecelakaan helikopter di Malaysia menjadi pengingat akan pentingnya keselamatan kerja dalam industri penerbangan. Terutama dalam operasional yang melibatkan risiko tinggi seperti pemasangan kabel listrik. Standar keselamatan yang ketat harus diterapkan dan dipatuhi oleh semua pihak yang terlibat, mulai dari operator helikopter, pilot, teknisi, hingga pekerja lapangan.
Perawatan rutin dan pemeriksaan berkala terhadap helikopter harus dilakukan secara cermat untuk memastikan kondisi pesawat selalu dalam keadaan baik. Pelatihan yang memadai dan sertifikasi yang sesuai juga harus diberikan kepada semua personel yang terlibat dalam operasional penerbangan.
Selain itu, koordinasi yang baik antara semua pihak yang terlibat sangat penting untuk mencegah terjadinya kesalahan komunikasi atau prosedur yang dapat menyebabkan kecelakaan. Kecelakaan ini harus menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak. Untuk lebih meningkatkan kesadaran akan pentingnya keselamatan kerja dan mencegah kejadian serupa di masa depan. Manfaatkan juga waktu anda untuk mengeksplorasi lebih banyak lagi informasi terupdate tentang politik lainnya hanya di SEMBILAN NEWS.